Grid.ID - Waduk merupakan danau buatan untuk menyimpan air.
Di Indonesia terdapat banyak waduk yang dimanfaatkan sebagai sumber air, pembangkit listrik, serta pengendali banjir.
Waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat menjadi waduk terbesar kedua di Indonesia.
Mulai dibangun pada tahun 2008, selesai pada tahun 2015 silam, dan beroperasi penuh pada tahun 2017.
Waduk Jatigede bahkan telah direncanakan sejak zaman Hindia Belanda, namun baru terealisasikan tahun 2000an.
Saat pembangunan waduk Jatigede dilakukan, pemerintah harus merelokasi warga yang tinggal di wilayah calon genangan.
Melansir laman Wikipedia, terdapat 28 desa yang direlokasi di Kecamatan Darmaraja, Kecamatan Wado, Kecamatan Jatigede, dan Kecamatan Jatinunggal.
Dibangun di atas rumah warga, tentunya masih terdapat puing-puing bangunan di dalam waduk Jatigede.
Hal tersebut semakin kentara ketika waduk Jatigede surut.
Melansir laman Kompas.com, Sugita Praja (80) petani di desa Nanggerang, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang mengatakan, dalam 1x24 jam, ketinggian air waduk surut 50 sentimeter hingga 1 meter.
Baca Juga: Mayat Pria Ditemukan Mengambang di Sebuah Waduk, Lihat Videonya!
Sehingga pemukiman warga, pemakaman umum, dan jalan provinsi eks wilayah genangan bisa terlihat.
Kondisi tersebut layaknya seperti kota mati tanpa penghuni.
Kabar terlihatnya bekas pemukiman di waduk Jatigede, sudah mulai tersebar di masyarakat.
Baca Juga: Selfie Berakhir Maut Kids Jaman Now di Lamongan, Malah Kecebur Waduk
Warga yang penasaran bahkan berbondong-bondong mengunjungi waduk Jatigede, untuk sekadar melihat penampakan waduk ketika surut, hingga rekreasi di tempat tersebut.
Seperti warga yang lain, Cecep (38) warga asal Kota Tasikmalaya, jauh-jauh datang ke Sumedang untuk liburan ke waduk Jatigede.
Dilansir dari Kompas.com, Cecep bahkan memboyong keluarganya yang penasaran dengan penampakan waduk Jatigede yang terlihat seperti kota mati ketika airnya surut.
Lain halnya dengan Cecep, Wati (40) warga sekitar waduk, sampai membuka warung kopi di sekitar waduk.
Baca Juga: Viral Video Pria Tampar Mahasiswi Karena Masalah Parkir di Sumedang
Bahkan warung kopi Wati laris manis lantaran banyak orang yang berwisata di waduk Jatigede.
Omzet penjualannya bahkan meningkat hingga dua kali lipat dari hari biasa.
"Ramai saat surut seperti sekarang. Apalagi Sabtu, Minggu sama hari libur. Di sini penuh. Beda waktu airnya penuh masih sedikit yang datang," ungkap Wati, dikutip dari Kompas.com.
Sebelumnya, Wati hanya berjualan di atas jalan waduk, namun karena air di waduk surut, Wati membuka warungnya di dasar waduk.
"Kalau air penuh warung ini juga terendam. Kami jualan pindah lagi ke atas, ke pesisir batas waduk penuh," imbuhnya.
(*)
Source | : | Kompas.com,wikipedia |
Penulis | : | Nopsi Marga |
Editor | : | Nopsi Marga |