Grid.ID – Ketika kita menyelesaikan masalah dengan seseorang biasanya kita cenderung memilih untuk berdialog dan membicarakan masalah kita.
Namun, bagi pemuda Bugis, jika suatu masalah tidak bisa diselesaikan dengan berbagai cara, maka mereka memutuskan untuk melakukan ritual Sigajang Laleng Lipa.
Lewat ritual yang ada di Sulawesi selatan, pemuda yang bermasalah akan saling tikam menggunakan badik.
Kedua pemuda yang bermasalah tersebut juga akan 'dikurung' dalam satu sarung yang sama.
Badik sendiri adalah senjata tradisional yang merupakan warisan budaya Bugis.
Namun, menurut beberapa sumber ritual ini konon banyak terjadi di masa lalu.
Khususnya saat sebuah keluarga merasa harga dirinya terinjak, namun, kedua keluarga merasa benar, maka diselesaikan dengan ritual ini.
Awal kemunculannya, adalah pengaruh masyarakat Bugis yang menjunjung tinggi rasa malu, di mana mereka merasa malu ketika harga diri mereka terinjak-injak.
Baca Juga: Ngeri! 9 Mayat Tanpa Busana Berlumuran Darah Tergantung di Kolong Jembatan
Bahkan mereka rela mempertaruhkan nyawa demi mempertahankan kehormatan mereka, akhirnya ritual ini tercipta.
Meski terkadang hasil akhir dari pertarungan ini adalah imbang, sama-sama meninggal, atau keduanya sama-sama hidup.
Seiring berjalannya waktu dan kemajuan pendidikan ritual ini mulai ditinggalkan oleh masyarakat Bugis.
Baca Juga: Jalur Mobil Paling Berbahaya di Dunia, Berani Coba?
Meski begitu, ritual ini tidak benar-benar ditinggalkan, melainkan dipentaskan kembali dalam sebuah panggung untuk menjaga kelestarian warisa budaya.
Pementasan ini dimulai dengan pementasan tari, dan ritual bakar diri para penari menggunakan obor.
Namun, para penari tetap tersenyum dan tidak tersengat kepanasan, setelah itu barulah kedua pementas beradu dalam sarung untuk melakukan Gajang Laleng Dipa.
Menurut kepercayaan, ritual ini memiliki makna tersendiri, di mana sarung diartikan sebagai simbol persatuan dan kebersamaan masyarakat Bugis.
Berada dalam sarung berarti menunjukkan, diri merek ada dalam satu tempat dan ikatan yang menyatukan, dalam kata lain ikatan kebersamaan antar manusia.
Meski terkesan brutal dan mengerikan, ritual ini merupakan tradisi dan ciri khas masyarakat Bugis.
Ketika perselisihan tak dapat dihindari karena sebuah perselisihan dan menjunjung harga diri yang harus ditegakkan.
Di saat itulah nyawa tak ada artinya, dan konflik berdarah harus dilakukan dalam ritual bernama Gajang Laleng Dipa.
Hal ini tak lain dan tak bukan adalah untuk menjunjung kemulian dan harga diri manusia. (*)
Artikel ini telah tayang di intisari online dengan judul, “Mengenal Sigajang Laleng Lipa, Tradisi 'Mematikan' Suku Bugis untuk Menyelesaikan Masalah”
5 Tips Memilih Warna Lipstik Buat Kulit Warm Tone, Wajib Hindari Pakai Beberapa Shade Ini!
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |