Grid.ID - Baru-baru ini, beredar kabar tentang TKW di Arab Saudi yang tak pulang ke Indonesia 21 tahun lamanya.
TKW yang 21 tahun tak pulang ke Indonesia merupakan seorang warga asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Saking lamanya tak pulang ke Indonesia, TKW asal Cianjur itu sempat dikira sudah meninggal oleh pihak keluarga.
Melansir dari laman Tribun Jabar, TKW bernama Alis Juariah (46) Telah menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) sejak tahun 1998.
Alis Juariah merupakan warga Kampung Muhara RT 1/10, Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
21 tahun, Alis Juariah tak bisa menengok anaknya yang ada di desa tersebut.
Baca Juga: 21 Tahun Bekerja, TKW Cirebon Ini Tak Mendapat Upah dan Harus Banting Tulang di 2 Tempat Berbeda
Ya, Juariah telah memiliki seorang anak kandung bernama Selpi Lusniawati yang kini sudah berumur 29 tahun.
Sudah sejak tahun 1998, TKI itu pamit dari rumah untuk bekerja di Riyadh, Arab Saudi sebagai asisten rumah tangga.
"Saat itu saya masih SD sekitar umur 6 tahun," ujar Selpi kepada wartawan Tribun Jabar saat ditemui di rumahnya.
Selpi mengatakan ibunya berangkat melalui jasa tenaga kerja PT Avida Avia Duta di Jakarta.
Namun, ia tak mengetahui siapa yang membawa sang ibu ke Arab Saudi lantaran kala itu Selpi masih kecil.
"Tidak tahu siapa sponsornya karena saat itu saya masih kecil," katanya.
Namun, Selpi mengaku, keluarganya pernah menerima surat dari sang ibu pada tahun 2004 lalu.
Surat yang dikirim Alis mengabarkan kondisi TKW itu yang memprihatinkan, bahkan sampai minta pertolongan agar bisa kembali ke Tanah Air.
"Dalam isi surat itu, ibu saya sering disiksa, disekap di WC bahkan pernah tangannya ditusuk pisau oleh majikan," ujar Selpi.
Baca Juga: Viral PNS Hina Pembantu di Facebook, TKW Hongkong : Kalau Dia Dipecat, Saya Syukur Alhamdulillah
Selpi dan keluarganya pun lantas meminta pertolongan kepada BNP2TKI agar ibunya bisa dipulangkan, tetapi tak kunjung membuahkan hasil.
Kisah tragis yang dialami Alis Juariah juga diungkapkan oleh Didik (39), sang adik.
“Sejak pergi 21 tahun lalu itu sampai sekarang tidak pulang-pulang. Keluarga bahkan sempat mengikhlaskannya jika memang sudah meninggal dunia. Namun, empat tahun lalu datang surat yang mengabarkan bahwa kakak saya ternyata masih hidup, tetapi nasibnya tidak beruntung,” tutur Dikdik kepada wartawan Kompas.com, pada Senin (12/8/2019).
Selama berada di Riyadh, Alis sudah berkirim surat sebanyak tiga kali yang semuanya berisi soal perlakuan sang majikan.
“Kakak saya tidak diperbolehkan keluar rumah. Kalau majikan dan keluarga pergi keluar, kakak saya dikunci di kamar mandi sampai majikan pulang,” imbuhnya.
Bahkan, Alis memohon kepada sang adik agar bisa segera dipulangkan karena tak lagi tahan dengan perlakuan sang majikan.
“Tolongin dik, tolongin teteh, teteh sudah tidak kuat, teteh disiksa, tangan teteh ditusuk sampai 20 jahitan," kata Dikdik menirukan isi surat sang kakak.
Mendapati surat-surat tersebut, keluarga Alis tak tinggal diam.
Mereka sampai berkali-kali pergi ke Jakarta untuk mendatangi biro penyalur kerja sang kakak.
Baca Juga: Lihat Cantik dan Seksinya Ashanty dengan Kemben Kebaya Bali yang Jadi Sorotan
Bahkan, meskipun kondisi ekonominya sangat terbatas, keluarga itu tetap berusaha bagaimanapun caranya agar bisa mendapat pertolongan.
“Saya sudah bolak-balik ke Jakarta, pinjam sana sini, bahkan jual yang ada untuk biaya agar kakak saya bisa segera dipulangkan, tapi belum ada hasilnya sampai sekarang,” ucapnya.
Akhirnya, Selpi dan sang paman juga mendatangi Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia Raya (Astakira) Pembaharuan sebagai lembaga advokasi pekerja migran Indonesia agar bisa segera memulangkan sang ibu.
Hal itu tampak dibenarkan oleh Ketua DPC Astakira Pembaharuan Cianjur Najib Ali Hildan yang sudah mengumpulkan informasi untuk melacak keberadaannya saat ini.
Najib mengaku sudah mendapatkan nomor telepon majikan Alis.
“Alhamdulillah kami dapat nomor telepon majikannya. Saya coba telepon langsung dan minta untuk bicara langsung dengan Alis Juariah. Namun, dia mengaku katanya sedang ada di luar negeri. Kami akan terus hubungi dia,” ucap Najib Ali Hildan.
Baca Juga: Kasus Krim Pemutih Wajah Palsu yang Dijual Bebas Tanpa Izin BPOM, 2019 Masih Ada?
Tak hanya itu, Najib juga berjanji akan berjuang keras agar Alis dapat segera kembali ke Indonesia dan mendapatkan hak-haknya.
"Kami akan terus dorong instansi-instansi terkait agar Alis Jauriah secepatnya dipulangkan ke tanah air. Ini negara harus hadir karena ada warganya yang tidak bisa pulang selama 21 tahun dan diduga telah menjadi korban penganiayaan,” pungkasnya
(*)
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | kompas,Tribun Jabar |
Penulis | : | Novita Desy Prasetyowati |
Editor | : | Novita Desy Prasetyowati |