Bunuh diri sendiri menjadi penyebab terbesar kedua kematian yang terjadi pada usia 15-29 tahun, setelah penyalahgunaan narkotika dan alkohol.
Sekitar 75 persen kasus bunuh diri terjadi di negara yang berpendapatan rendah hingga sedang.
Penanganan secara dini dan efektif menjadi kunci agar para penderita gangguan ini segera mendapatkan penanganan yang layak.
Baca Juga: Minta Direhabilitasi, Reza Bukan Alami Gangguan Mental Karena Narkoba
4. Penyakit
Penyakit-penyakit fisik yang sulit sembuh dinilai mampu memicu seseorang mengalami gangguan mental.
Hal inipun berlaku kebalikannya.
Penyakit seperti HIV, penyakit kardiovaskular, dan diabetes bisa meningkat resikonya saat kita mengalami gangguan mental.
5. Stigma masyarakat
Seringkali ketidakpahaman dan stigma masyarakat menjadi penyebab para keluarga pengidap gangguan kesehatan enggan melarikan anggota keluarganya kepada para ahli.
Hal inipun menjadi sebuah hal yang dianggap wajar, bahkan ada beberapa kasus yang menganggap gangguan mental adalah aib keluarga yang harus ditutupi.
6. Kurang ahli
Minimnya keberadaan psikiater, perawat psikiatri, psikolog, dan pekerja sosial adalah beberapa penghalang utama ketersediaan pelayanan kesehatan mental di negara dengan pendapatan sedang dan rendah.
Kesadaran akan kesehatan mental ini juga sangat minim di negara berpendapatan rendah.
Tercatat jika di negara dengan pendapatan rendah hanya memiliki 0,05 psikiater dan 0,42 perawat untuk tiap 100.000 warganya.
Padahal, di negara dengan pendapatan tinggi, jumlah psikiater rata-rata 170 kali lebih banyak sementara jumlah perawat 70 lipat dibandingkan negara dengan pendapatan rendah.
(*)
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Source | : | tribunnews,lifestyle.kompas.com |
Penulis | : | Ruhil Yumna |
Editor | : | Deshinta Nindya A |