Laporan Wartawan Grid.ID, Dianita Anggraeni
Grid.ID - Setelah sukses di Asia Tenggara pada tahun 2017, Good Pitch kembali diadakan tahun ini.
In-Docs bekerja sama dengan Bekraf dan mitra-mitra lainnya menggelar Good Pitch Indonesia pada 5 September 2019 mendatang dengan fokus kepada film-film dokumenter Indonesia.
Good Pitch Asia Tenggara tahun 2017 yang juga diselenggarakan oleh In-Docs berhasil menggalang 100 lebih kolaborasi dengan berbagai organisasi dan individu, dan telah menggalang dana sebesar USD 160,000.00.
Good Pitch pertama kali diadakan pada tahun 2008, atas inisiatif dari Doc Society, bersama dengan Ford Foundation dan Sundance Film Institute.
Kini program mentoring dan live crowd-sourcing yang inovatif ini diadakan bertujuan untuk memperluas dampak sosial film-film dokumenter terpilih.
"Film dokumenter punya andil yang besar. Mulai adanya Good Picth ada pula pendanaan. Mendukung dan mensinergikan film dokumenter. Distribusi nasional, dapat danaan juga dari Internasional," ungkap Mandy Marahimin, Outreach Director Good Pitch Indonesia 2019 saat berkunjung ke Grid.ID beberapa hari yang lalu.
Good Pitch Indonesia diselenggarakan oleh In-Docs, sebuah organisasi non-profit yang sejak tahun 2002 berkomitmen dalam menemukan dan membina talenta-talenta dokumenter Indonesia serta membangun ekosistem dokumenter yang menumbuhkan pendanaan, distribusi, dan dampak sosial dari film-film dokumenter Indonesia dan Asia Tenggara.
Pada penyelenggaraan Good Pitch Indonesia ini, In-Docs bermitra dengan Doc Society, dan didukung oleh Bekraf, Ford Foundation, @America dan Skoll Foundation.
Baca Juga: Mengeluh Kecewa, Billy Syahputra Kena Tipu Oknum Ojek Online
Dari 80 film dokumenter yang masuk, terpilihlah lima film yang mengangkat kisah unik dan inspiratif seperti dari balik tembok pesantren di Cirebon, dari sudut sekolah inklusif di Jakarta, dari puing-puing bencana di Palu, dari gundukan sampah di Padang, dan dari balik asap tebal kebakaran hutan di Kalimantan Tengah.
Diceritakan dengan artistik dan kreatif oleh para pembuat film dokumenter Indonesia dari berbagai daerah, film-film yang masih dalam tahap produksi dan tahap akhir pra produksi ini mengharapkan dukungan yang beragam dari semua sektor di masyarakat.
Baik itu pendanaan, koneksi kepada pembuat kebijakan, koneksi kepada penonton, bantuan spesialis, dan berbagai macam harapan yang bisa diberikan oleh berbagai kalangan yang peduli akan terwujudnya keadilan sosial di Indonesia.
Baca Juga: Heboh, Video Pria yang Duduk Tenang di Samping Lengannya yang Terputus
Good Pitch telah mendukung lebih dari 250 film dokumenter, menghasilkan lebih dari 30 juta dolar Amerika untuk film-film tersebut, dan dihadiri oleh lebih dari 4200 organisasi.
Film-film Good Pitch juga meraih sukses atas pencapaian artistik mereka di festival-festival internasional, di antaranya Sundance, Hot Docs, dan IDFA (International Documentary Festival Amsterdam, festival film dokumenter paling besar dan paling prestisius di dunia).
Beberapa film Good Pitch bahkan telah mendapatkan nominasi dan memenangkan Emmy Award dan Oscar di Amerika Serikat.
Berikut Film-film terpilih dalam Good Pitch Indonesia 2019 adalah:
PESANTREN (A BOARDING SCHOOL)
Sutradara: Shalahuddin Siregar
Tema: Pendidikan/ Remaja/ Toleransi
Sebuah dokumenter yang dibuat dengan pendekatan observasional, mengajak penonton untuk menyelami kehidupan para penghuni Pondok Kebon Jambu Al-Islamy, salah satu pesantren terbesar di Kabupaten Cirebon.
Institusi pendidikan tradisional berbasis agama Islam yang dipimpin seorang ulama perempuan ini adalah sekolah dan rumah bagi 1.200 santri.
Di sana, santri santri di didik untuk menghargai dan mengasihi semua ciptaan Allah tanpa terkecuali.
BARA (THE FLAME)
Sutradara: Arfan Sabran
Tema: Deforestasi/ Lingkungan/ HutanAdat/ Keluarga/ Kepemimpinan Adat/ Masyarakat Adat/ Hak Tanah
Iber Djamal (77) telah menyaksikan puluhan tahun deforestasi yang merajalela di Kalimantan.
Ikutilah upaya terakhirnya untuk menyelamatkan tanah leluhurnya dari perusahaan kelapa sawit yang invasif.
HIDUP DENGAN BENCANA (LIVING ON TOP OF THE FAULT)
Sutradara: Yusuf Radjamuda
Tema: Mitigasi Bencana/ Sejarah Lisan/ Tata Kota / Gerakan Komunitas
Setelah tsunami dahsyat dan pencairan yang merenggut lebih dari 4.000 jiwa di Palu tahun 2018 lalu, sekelompok warga yang selamat dari bencana tersebut menginisiasi program literasi agar pengetahuan tentang mitigasi bencana, baik dari kebijaksanaan lokal, ilmu pengetahuan, dan sejarah, bisa diteruskan ke generasi-generasi berikutnya.
MENGGAPAI BINTANG (AIM FOR THE STARS)
Sutradara: Ucu Agustin
Tema: Pendidikan inklusif/ Disabilitas/ Remaja
Dua gadis remaja buta yang telah berteman sejak kecil menemukan cara untuk mencapai impian mereka di dunia yang tidak dirancang untuk mereka.
WASTE ON MY PLATE
Sutradara: David Darmadi
Tema: Lingkungan/ Pengelolaan Sampah/ Sampah Plastik/ Ekologi/ Keamanan Makanan/ Kesejahteraan Hewan
Sebuah perjalanan pengamatan pembuat film yang meneliti interaksi kita dengan sampah plastik, bagaimana kita menghasilkan limbah, dan bagaimana limbah itu kembali ke piring kita.
Baca Juga: Lagunya Viral, Barbie Kumalasari Akui Mau Muntah dan Stres Dengar Suaranya Sendiri saat Bernyanyi
Film-film ini terpilih ini telah melalui proses seleksi ketat.
Selama empat bulan, film-film ini telah menyusun strategi, menyusun kampanye, dan mengikuti lokakarya intensif untuk pengembangan cerita dan distribusi dampak.
Di live event Good Pitch, setiap tim film akan mempresentasikan film dan rencana dampak mereka hanya dalam waktu tujuh menit.
Tujuan dari live event ini adalah untuk melihat materi tambahan dari film, mendengar lebih banyak tentang subjek film, mengeksplorasi kemungkinan kolaborasi, bertukar pikiran tentang strategi kampanye, dan membuat daftar mitra potensial dan kemungkinan langkah selanjutnya.
Tamu-tamu undangan yang berupa penggerak perubahan dan pemimpin dari berbagai elemen masyarakat sipil menghadiri acara ini untuk mempertimbangkan kontribusi signifikan yang dapat membantu setiap film agar selesai dibuat dan agar tiap film dapat mencapai dampak sosialnya.
(*)
Kabar Terbaru Jessica Kumala Wongso Usai Bebas, Unggahannya di Tiktok Jadi Omongan, Disebut ketinggalan Zaman
Penulis | : | Dianita Anggraeni |
Editor | : | Dianita Anggraeni |