Grid.ID – Dahulu di Pulau Jawa, khususnya di Yogyakarta kita akan dengan mudah menemukan burung gagak.
Burung-burung tersebut kerpa kali terbang di atas pedasaan yang masih asri.
Banyak burung gagak di masa itu bersarang di pohon randu alas yang tinggi demi menghindari ulah manusia yang cenderung memusuhinya.
Tapi itu dulu.
Burung gagak sering diincar untuk dimatikan, sarangnya juga kerap dihancurkan karena dianggap burung keramat.
Apalagi induk burung gagak juga sering menyambar anak-anak ayam mengingat sulitnya mencari makanan sehingga akibat sifatnya yang predator itu, burung gagak banyak dimusuhi orang-orang desa.
Pohon-pohon randu alas yang menjadi sarang burung gagak juga banyak ditebang untuk diambil kayunya atau untuk membuat perahu lesung.
Alat penumbuk padi yang dinamai lesung juga banyak yang dibuat dari pohan randu alas sehingga keberadaan pohon randu yang bisa tumbuh raksasa itu makin jarang.
Baca Juga: 4 Wanita Cantik ini Sempat Ada di Pelukan Glenn Fredly Sebelum Menikah dengan Mutia Ayu
Kawanan burung gagak akhirnya memilih bersarang pada sisa-sisa pohon randu alas yang kebanyakan tumbuh di area pemakaman.
Akibatnya kesan burung gagak yang keramat menjadi bertambah angker karena suka tinggal di pohon-pohon besar di kuburan.
Armand Maulana Kapok Cipika Cipiki dengan Perempuan, Buntut Perseteruan Dewi Gita dan Dewi Perssik
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |