Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Sepertinya, hipertensi sudah menjadi penyakit yang umum diderita oleh banyak orang.
Bahkan, data dari WHO tahun 2015 menunjukkan kalau sekitar 1,13 miliar orang di dunia mengalami hipertensi.
Ini berarti 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi.
Hipertensi sendiri dapat terjadi pada siapa saja termasuk generasi milenial atau mereka yang berusia 18 sampai 39 tahun ke atas.
Selain itu, hipertensi juga menjadi pintu gerbang bagi penyakit-penyakit lainnya seperti jantung, gagal ginjal, dan stroke.
Namun apakah kamu tahu kalau hipertensi juga membuat volume otak mengecil?
Sebuah penelitian baru yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet Neurology berhasil mengungkap hal ini.
Penelitian itu menunjukkan kalau peningkatan tekanan darah ketika memasuki usia 30-40 tahun diikuti oleh penurunan kesehatan otak.
Para ilmuwan menemukan fakta hipertensi yang terjadi di usia 30-40 tahun dapat menyebabkan rusaknya pembuluh darah di otak ketika menginjak usia 70 tahun nanti sehingga dapat memperkecil volume otak.
Baca Juga: Jadi Jajanan Favorit Semua Umat, Cari Tahu Bahaya Gorengan yang Siap Mengintaimu di Tiap Gigitannya!
"Penelitian ini memungkinkan kami untuk mengungkap hubungan antara tekanan darah dan kesehatan otak,"
"Dalam penelitian ini kami menemukan fakta bahwa hipertensi dapat memiliki efek pada kesehatan otak untuk empat dekade mendatang," terang Profesor Jonathan Schott dari University Collage London, seperti yang dikutip dari The Independent.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh ahli fisiologi dari Universitas Nasional Irlandia, Dr Karen Doyle.
Baca Juga: 6 Vitamin yang Ampuh Bantu Hilangkan Jerawat Bandel Menurut Pakar Dermatologi
Menurutnya, meningkatnya tekanan darah penderita hipertensi di usia paruh baya berpotensi menyebabkan lesi otak dan mengecilnya volume otak di kemudian hari.
Meski ilmuwan tidak menemukan hubungan antara hipertensi dengan penyakit Alzheimer, namun meminimalisir penyebab hipertensi terdengar masuk akal untuk melindungi fungsi otak di kemudian hari.
(*)
Source | : | depkes.go.id |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Linda Fitria |