Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai
Grid.ID - Konon, guru adalah orang tua ke-2 bagi setiap generasi.
Hampir 12 jam dalam sehari suka cita dijalani beragam bocah di sekolah.
Tentu jadi hal lumrah bila muncul asumsi, semangat hidup seseorang dapat dilihat dari keseimbangan latar belakang keluarga dan iklim pendidikannya.
Namun apa yang akan terjadi bila sekolah, gudang pemberi mimpi dan bekal bagi masa depan, justru jadi neraka super ngeri bagi anak-anak?
(Baca juga: Terjadi Lagi, Diduga Pelakor, Siswi SMA Dilabrak Istri Sah di Sebuah Kafe Kalimantan Timur)
Seorang murid SMP nekat bunuh diri.
Sepucuk surat kepedihan dikirim kepada sang paman.
Isinya cukup sederhana: ingin pergi meningalkan dunia dengan cara gantung diri.
Ternyata alasannya untuk mangkat bikin banyak orang sedih sekaligus marah.
(Baca juga: Dibalik Keanggunan Para Balerina Menari di Atas Panggung, Tersimpan Kisah Kelam dari Masa Lalu)
Bagaimana tidak, murid yang duduk di kelas 7 dituduh mencuri ponsel saat di sekolah.
Parahnya lagi, telunjuk penuh kecurigaan ditodongkan langsung oleh gurunya sendiri, orang tuanya selama di sekolah.
Coba simak dan resapi dalamnya pesan yang tertanam pada surat yang ditulis sang bocah.
"Bu Guru, saya tidak mencuri ponsel Bu Guru. Saya Sumpah."
(Baca juga: Kisah Pria yang Terbunuh Karena Jenggotnya Sendiri yang Terlalu Panjang)
Sekali lagi coba bayangkan bila sang bocah adalah keluarga kita sendiri.
Dalam surat juga terlampir ucapan terimakasih kepada keluarga yang telah merawatnya penuh kasih sayang.
"Saya ingin berterima kasih kepada orang tua karena sudah merawat saya."
"Saya sangat mencintai kalian dan saya sangat menyesal."
(Baca jugaL: Miliki Pendengaran Super Tidak Membuat Pria Ini Bahagia, Pamannya Spiderman: Setiap Kekuatan Besar Membawa Resiko Tinggi)
Sebelumnya, sang guru diduga telah menyeret sang bocah ke sebuah ruangan.
Tubuhnya dikurung sebelum akhirnya dipaksa untuk mengakui perbuatan mencuri iPhone 6.
Namun ibu guru keji tersebut gagal membuktikan tuduhannya.
Bukannya introspeksi diri, sang guru, digugu lan ditiru, justru mempermalukan sang bocah di hadapan teman-teman satu sekolahan.
(Baca juga: Pelakor Vs Istri Sah, Saling Jambak di Lobby Hotel Sampai Harus Dilerai Banyak Orang)
Dirinya juga tidak dilepaskan ketika telah memasuki jam istirahat.
Sang guru akhirnya mengantar muridnya tersebut pulang menggunakan mobil bersama suaminya yang juga seorang guru.
Sesampainya di rumah, prilaku tercela kembali dilakukan.
Tuduhan yang sama dilontarkan di hadapan keluarga sang bocah.
(Baca juga: Pesta Pernikahan Terancam Pindah Tempat Setelah Polisi Bongkar Paksa Tenda di Pinggir Jalan)
Kegetiran inilah yang membuat keputusan bulat akhirnya diambil.
Surat ditulis, niat mengakhiri hidup bergelantungan dalam kepala.
Aksi percobaan bunuh diri dilaporkan Berita Daily terjadi pada 24 Januari 2018.
Setelah gagal, pada 27 Januari 2018 sang bocah dilaporkan telah berada di rumah sakit untuk memulihkan kondisinya.
Nafas terakhir akhirnya dihembuskan setelah selama 7 hari koma.
(Baca juga: Nenek Penjual Rambutan Ini Menangis Sambil Menceritakan Kisah Hidupnya yang Mengharukan)
Tragadi guru tuduh murid ini terjadi di sebuah sekolah menengah pertama di Nibong Tebal, Penang, Malaysia.
Semoga bisa jadi pembelajaran bagi kita semua.
Perlu diperhatikan, watak bully bukan hanya ada pada anak-anak.
Tapi, juga bergentayangan begitu sadis dalam benak orang dewasa.
Prasangka bejat tidak berdasar hingga membuat orang lain putus asa dan ingin bunuh diri, sama saja seakan manusia tersebut ingin memangsa manusia lainnya.(*)
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |