Grid.ID - Kelakuan pria ini sungguh menyedihkan dan memalukan.
Di aplikasi Grab, FA, tersangka kasus aplikasi "tuyul" (aplikasi pembuat order fiktif) taksi online, tercatat sebagai mitra GrabCar.
Namun, pria itu tidak membutuhkan mobil untuk melakukan aksinya. Dia juga memang tidak punya mobil.
"Saya enggak punya mobil, enggak perlu ada kendaraan," ujar FA saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Kamis (1/2/2018).
Menurut FA, tanpa memiliki kendaraan sekalipun, pengguna aplikasi tuyul dapat menjalankan aksinya.
Ia tinggal membuat order dari akun yang berbeda dan menerima order tersebut melalui akunnya yang lain.
* Kasihan Banget, Seorang Sopir Grabcar Hampir Dikeroyok Karena Dikira Pacar Penumpangnya
Otomatis, gambar kendaraan dalam aplikasi taksi atau ojek online dapat bergerak menuju lokasi tujuan meskipun FA tak melakukan perpindahan lokasi.
Saat melamar menjadi mitra perusahaan taksi online, FA menyewa mobil sebagai kendaraan pengangkut penumpang.
Namun, ia merasa penghasilannya tak seberapa.
"Saya dikasih tahu teman ada aplikasi begini, saya coba," katanya.
Kini FA dan sembilan rekannya serta oknum yang melayani jasa oprek ponsel untuk mengaktifkan aplikasi tuyul itu telah diamankan polisi guna mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.
FA mengatakan, dirinya mendapat keuntungan besar tanpa harus repot-repot mengantarkan penumpang dengan menggunakan aplikasi tersebut.
"Sebulan saya bisa dapat Rp 10 juta," ujar dia ketika ditemui di Mapolda Metro Jaya, Kamis (1/2/2018).
FA mengatakan, dengan menggunakan aplikasi tuyul itu, dalam sehari, ia dapat membuat lima hingga enam order fiktif dalam rentang waktu pukul 14.00 hingga pukul 16.00.
Artinya, hanya butuh waktu dua jam.
Hal itu bisa dilakukan karena para pengguna aplikasi tuyul biasanya memiliki lebih dari satu ponsel yang dapat dijalankan bersamaan.
Pemilihan waktu beraksi pun bukan tanpa alasan.
"Itu kan jam-jam banyak pelanggan, pas bonusnya gede. Pas cuaca buruk dan tarif mahal pun kami bisa tetap beraksi."
"Kami juga bikin order yang jaraknya jauh-jauh. Penentuan lokasi awal, kami pakai aplikasi fake GPS," kata dia.
Ia mengatakan, keuntungan itu jauh lebih besar dibandingkan dengan sebelum menggunakan aplikasi pembuat order fiktif tersebut.
"Dulu saya kan mitra taksi online, saya enggak punya mobil, lalu sewa sehari Rp 200.000. Belum lagi beli bensinnya. Buat narik 6 penumpang (6 perjalanan) butuh waktu seharian," kata dia.
Dengan menggunakan aplikasi tuyul, para sopir taksi online ini tak perlu repot-repot melayani pelanggan.
Mereka tinggal membuat order fiktif, lalu order tersebut diterima dirinya sendiri dengan akun lain dan secara otomatis kendaraan yang terlihat pada GPS di aplikasi bergerak seolah-olah tengah melayani penumpang.
Sherly Puspita
Artikel ini tayang di Kompas.com dengan judul Pakai "Tuyul", Sopir Taksi "Online" Tak Perlu Sediakan Kendaraan
Nyesek, Abidzar Al Ghifari Sampai Lakukan Ini Demi 'Hadirkan' Mendiang Uje di Pernikahan sang Adik, Umi Pipik Auto Mewek