Grod.ID - Misteri kecelakaan beruntun di Tol Cipularang yang terjadi pada Senin (2/9/2019) akhirnya perlahan mulai menemui titik terang.
Dari hasil penyelidikan sementara, kepolisian telah menemukan penyebab kecelakaan beruntun di Tol Cipularang.
Mengutip Kompas.com, Kasatlantas Polres Purwakarta AKP Ricky Adipratama menerangkan bahwa kecelakaan beruntun di Tol Cipularang berawal dari kecelakaan tunggal sebuah truk tanah.
"Kejadian terjadi pada pukul 12.30 WIB, kecelakaan diawali oleh laka tunggal dump truck pengangkut tanah yang dikendarai almarhum Dedi Hidayat".
"Kurang lebih radius 10 meter terjadilah antrean kendaraan karena kecelakaan tersebut, ada 18 kendaraan yang mengantre," terang Ricky.
Saat terjadi antrean tersebut, truk tanah yang dikendarai Subana melaju kencang dari arah belakang.
Truk tanah itu kemudian menabrak 18 kendaraan yang mengantre evakuasi truk pertama.
"Karena jarak sudah terlalu dekat dan rem tak bekerja dengan baik, akhirnya truk Subana menabrak dua kendaraan.
"Lalu dia membanting setir ke kiri menabrak satu mobil boks putih yang membuat mobil dan kendaraan lainnya tersebut terdorong ke depan dan menabrak rangkaian antrean lainnya," lanjut Ricky.
Akibat kecelakaan beruntun itu, 8 orang meninggal dunia dan 28 lainnya luka-luka.
Kecelakaan di Tol Cipularang ini juga ditaksir mengakibatkan kerugian materil mencapai Rp 2 miliar.
Pengemudi truk tanah kedua, Subana, kini sudah ditetapkan tersangka oleh kepolisian.
Melalui hasil wawancara ekslusifnya yang dikutip Grid.ID dari Tribun Jabar, Subana mengaku tak menyangka ia menabrak belasan mobil hingga menimbulkan korban jiwa.
Subana bercerita, jika saat itu ia kaget melihat truk yang dikendarai rekannya, Dedi, terguling.
Saat kaget, Subana mengaku sudah berusaha mengerem truk yang dikendarainya, namun tak ada hasil.
Saat tahu dirinya tak bisa menghindari terjadinya kecelakaan, Subana sempat berteriak hingga menangis pasrah.
"Saya kaget, teriak-teriak. Saya nangis.
"Mobil saya tidak tertahan karena mungkin bawa pasir, berat. Saya rem terus tapi masih deras.
"Kecepatan saya seingat saya sekitar 63 (km/jam). Setelah itu jret... jret... jret... saya nabrak," ucap pria berumur 40 tahun itu.
Saat ditanya berapa mobil yang ia tabrak, Subana mengaku tak ingat lagi.
Subana hanya mengatakan, jika saat itu dirinya ingin menghentikan laju kendaraannya seketika guna menghindari terjadinya kecelakaan.
"Saya enggak ingat, Pak. Tapi ada mobil boks.
"Dari awal saat lihat mobil pada berhenti, saya rem terus, Pak, karena saya juga ingin berhenti tapi nyatanya enggak bisa juga.
"Langsung jret... jret.. jret.. jret! Begitu jebred-jebred, saya banting kiri, Pak, dan terhenti di pinggir jalan," lanjut Subana.
Kepada wartawan, Subana mengaku tak ada niatan untuk menabrak belasan mobil dengan sengaja.
"Enggak disengaja, Pak. Mana mungkin saya ingin menabrak. Saya, kan, punya tanggung jawab. Saya punya bos. Saya juga taat sama pemerintah" ujar Subana. (*)
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Source | : | Kompas.com,Tribun Jabar |
Penulis | : | Agil Hari Santoso |
Editor | : | Agil Hari Santoso |