Mereka membuat acara makan-makan besar itu untuk menunjukkan rasa syukur.
Ritual ini dilakukan oleh penghuni Lembah Baliem, Panilai, dan Nabire di Pegunungan Bintang Jayawijaya.
Tradisi ini sebagai ungkapan rasa syukur mereka.
( BACA : Inilah Kisah Romantis Sepasang Kekasih Penjahat yang Tercatat Dalam Sejarah )
Ritual ini dilakukan dengan cara mengumpulkan warga satu kampung.
Awalnya batu-batu berukuran besar dibakar dalam perapian dengan kayu.
Kayu akan habis terbakar hingga batu menjadi panas membara.
Kemudian, batu akan dipindahkan ke dalam lubang dalam tanah yang telah dibuat.
Batu akan diletakkan di dasar lubang, lalu di atasnya ditumpuk daging babi yang akan dimasak.
Tak harus babi, daging ayam, sapi atau ubi pun boleh.
Lubang kemudian ditutup dengan daun-daun pisang.
Tunggu hingga daging matang dan dapat dinikmati bersama-sama.
( BACA : Inilah Alasan Kenapa Kamu Nggak Boleh Melewatkan Solo Travelling! )
Namun, penyebutan tradisi ini berbeda-beda di tiap daerah.
Seperti misalnya di Panilia disebut dengan Gapila, sementara di Wamena disebut Kit Oba.
(*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | Berbagai Sumber |
Penulis | : | Nindya Galuh Aprillia |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |