Grid.ID - Presiden Republik Indonesia ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang lebih dikenal dengan nama BJ Habibie meninggal dunia.
Presiden RI ke-3 BJ Habibie meninggal dunia pada Rabu (11/9/2019), tepatnya pada pukul 18.03 WIB di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
BJ Habibie meninggal dunia di usianya yang ke 83 tahun.
Kabar meninggalnya sang teknokrat besar Tanah Air itu, disampaikan langsung oleh putranya, Thareq Kemal Habibie.
"Dengan sangat berat, mengucapkan, ayah saya Bacharudin Jusuf Habibie, Presiden ke-3 RI, meninggal dunia jam 18.05 WIB," ucap Thareq, sebagaimana yang dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Kabar kepergian BJ Habibie, membuat seluruh masyarakat Indonesia berduka.
Bagaimana tidak, BJ Habibie merupakan sosok yang sungguh mengabdikan kehidupannya untuk negaranya, Indonesia.
Baca Juga: Sebelum Wafat, BJ Habibie Beri Pesan untuk Reza Rahadian
Sebelum menjadi Presiden RI ke-3, BJ Habibie pernah menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi, Wakil Presiden, dan berbagai jabatan strategis lain di pemerintahan Presiden Soeharto.
BJ Habibie juga dikenal sebagai seorang jenius, yang telah mengabadikan namanya di bidang ilmu dirgantara dunia lewat temuannya, Crack Progression Theory.
Meski namanya begitu besar, BJ Habibie tetap terasa dekat dengan masyarakat, apalagi setelah kisah hidupnya disampaikan lewat dua buah film biografi berjudul Habibie & Ainun (2012) dan Rudy Habibie (2016).
Sebelum semua itu diraih oleh sang teknokrat, Rudy, sapaan masa kecil Habibie, hanyalah seorang anak yang suka bermain pesawat-pesawatan.
BJ Habibie lahir pada 25 Juni 1936 di Parepare, Sulawesi Selatan.
Rudy kecil, lahir di rumah dinas sang ayah, Abdul Jalil Habibie yang kala itu bertugas sebagai PNS Dinas Pertanian.
700 meter dari rumah dinas tersebut, rumah masa kecil BJ Habibie masih berdiri kokoh, meski 83 tahun telah terlewat.
Saat ini, rumah masa kecil itu dimiliki dan dirawat oleh keluarga pejuang kemerdekaan di Sulawesi Selatan, Usman Balo.
Kamar masa kecil BJ Habibie, pun tetap dijaga dengan baik oleh sang pemilih rumah.
"Kamar Habibie masih seperti dulu, ranjang dan lemari beliau masih tersimpan rapi," ungkap Rio Usman, anak pemilih rumah, dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Baca Juga: Lewat Peran dan Didikan Ayahnya, BJ Habibie Temukan Segudang Prestasi dalam Kariernya
Ya, ranjang besi dan lemari kayu tersebut, seakan menjadi saksi bisu kehidupan masa kecil BJ Habibie.
Ranjang besi dan lemari kayu itu lah, yang menyaksikan Rudy kecil bermain pesawat-pesawat sepulang sekolah.
Rasa duka akan kepergian BJ Habibie, turut dirasakan oleh walikota Parepare, Taufan Pawe.
Mengutip Tribunnews.com, Taufan turut mengunjungi kediaman masa kecil BJ Habibie tersebut.
Baca Juga: Sosoknya Begitu Dikagumi, BJ Habibie akan Dikenang sebagai Nama Laboratorium Kampus di Banyuwangi
Di sana, Taufan tak kuasa menceritakan kenangan-kenangannya semasa hidup dengan sang teknokrat.
"Saya dan Bapak BJ Habibie intens berkomunikasi, terakhir dua hari sebelum masuk rumah sakit," ucap Taufan.
Tak cuma berkomunikasi, Taufan juga sering bertukar lagu kesukaan dengan BJ Habibie.
Pasca mendengar kabar BJ Habibie telah tiada, Taufan langsung memerintah stafnya untuk memasang bendera merah putih setengah tiang di halaman Pemkot Parepare.
"Kepada warga saya Wali Kota Parepare mengimbau agar mendirikan bendera merah putih setengah tiang sebagai ucapan belasungkawa," tutup Taufan.
(*)
Mobil Mewahnya Ditabrak Sopir Truk, Wanita Ini Malah Tak Marah dan Tak Minta Ganti Rugi, Ini Alasannya
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Agil Hari Santoso |
Editor | : | Agil Hari Santoso |