Laporan Wartawan Grid.ID, Siti Maesaroh
Grid.ID - Bacharuddin Jusuf Habibie merupakan sosok putra bangsa yang benar-benar berkontribusi memajukan negaranya.
Presiden ke-3 RI itu bahkan dikenal luas sebagai sebagai sosok yang jenius dan visioner.
Ia bahkan mendapat predikat sebagai Bapak Teknologi Indonesia.
Melansir dari Serambi News, Kamis (12/9/2019), Habibie adalah salah satu angkatan pertama generasi dirgantara yang dikirim Presiden RI pertama, Soekarno untuk belajar membuat pesawat ke berbagai dunia.
Habibie memang memiliki ketertarikan yang besar dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Semenjak usia muda ia bahkan meraih berbagai prestasi dan penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri.
Habibie muda dikenal mulai tertarik lebih dalam mengenai dunia mesin pesawat dan penerbangan saat mengenyam pendidikan di Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung.
Setelahnya, ia diketahui melanjutkan studi di Rhenisch Wesfalische Technische Hochscule Jerman khusus untuk mempelajari spesialisasi konstruksi pesawat terbang.
Tak sampai di situ, pada tahun 1960 Habibie memperoleh gelar Diplom Ingenieur.
Kemudian 5 tahun setelahnya, pada tahun 1965, BJ Habibie berhasil lulus dengan predikat summa cumlaude dari Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean.
Baca Juga: Warga Sempat Ricuh Saat Tak Bisa Masuk ke Prosesi Pemakaman Jenazah BJ Habibie
Tak hanya dikenal ulet, Habibie juga dikenal miliki otak yang sangat jenius.
Buah-buah pikirannya bahkan sering membuat semua orang terkejut dan terkesan.
Melansir dari Bangka Pos pada Selasa (10/9/2019), Habibie jadi satu-satunya orang Indonesia yang masuk daftar tokoh jenius pemilik IQ tertinggi di dunia.
Habibie diketahui memiliki IQ 200, melebihi IQ yang dimiliki Albert Einstein sebesar 160, dan menjadi satu-satunya orang Indonesia yang berhasil masuk daftar itu.
Baca Juga: Mengenang Kesetiaan BJ Habibie Untuk Ainun, Sang Putra Sulung: Mereka Sekarang Bisa Bersatu
Berkat kejeniusannya, Habibie bahkan menciptakan rumus 'Faktor Habibie' yang digunakan untuk menghitung keretakan atau krack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang.
Penemuan rumus itu pula yang membuat dirinya mendapatkan julukan 'Mr Crack' dan dielu-elukan dunia.
Sementara itu, di Jerman tempat ia menimba ilmu, Habibie pernah ditunjuk menjadi Kepala Riset dan Pengembangan Analisis Struktur di sebuah perusahaan besar.
Ia juga menjabat sebagai wakil presiden, direktur teknologi, serta penasehat senior perusahaan.
Sebelum kembali ke Indonesia pada tahun 1973, Habibie sempat bekerja di Messerschmitt-Bolkow-Blohm, yaitu perusahaan penerbangan yang berpusat di Jerman.
Habibie kembali ke Indonesia atas permintaan Presiden Soeharto untuk mangabdikan ilmunya di Indonesia.
Ia bahkan berhasil membuktikan kemampuan bangsa Indonesia untuk merakit pesawat terbang sendiri pada masa itu.
Habibie dengan segala kerendahan hatinya, mengajarkan berbagai hal bahwa bangsa Indonesia mampu bersaing dan membuktikan kepada dunia bahwa tidak ada yang tidak mungkin bila kita terus berusaha.
(*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | BangkaPos,Serambi News |
Penulis | : | Siti Maesaroh |
Editor | : | Irene Cynthia Hadi |