Grid.ID - Warga Gunung Putri, Kabupaten Bogor, baru-baru ini digegerkan dengan aksi perampokan yang menyasar Rumah Makan Gratis.
Rumah Makan Gratis milik Aditya Prayoga (27) dirampok komplotan bersenjata pada Jumat, (23/9/2019) lalu sekitar pukul 02.55 WIB.
Perampok bersenjata tajam tiba-tiba menyerang karyawan Rumah Makan Gratis yang berada di Jalan Raya Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Namun, kejadian perampokan ini baru dilaporkan sang pemilik Rumah Makan Gratis pada Selasa (10/9/2019) kemarin.
Aditya Prayoga melaporkan kejadian ini usai rekaman CCTV saat perampokan viral di media sosial.
Mengutip Tribun Bogor, Kapolsek Gunung Putri AKP Andriyanto pun telah mengkonfirmasi kejadian ini.
"Iya betul, kejadian 23 Agustus 2019. Melapor polisi hari ini. Kerugian tiga unit HP. Pelaku masih dalam penyelidikan," ucap Andriyanto pada Selasa (10/9/2019) lalu.
Baca Juga: Viral, Video Siswa SMA Kejang-kejang hingga Pingsan Saat Bermain Game Online
Pada malam kejadian, Aditya mengira jika perampok tersebut adalah orang yang ingin makan di tempatnya pada dini hari.
"Wah itu (perampok) saya kira orang mau makan di sini (rumah makan gratis)," ungkap Adit dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Memang, Rumah Makan Gratis itu sengaja dibuka oleh Aditya selama 24 jam.
Rumah Makan Gratis ini juga mempersilahkan siapapun yang ingin mendapatkan makan gratis atau hanya sekedar minum kopi.
Setiap harinya, Aditya Prayoga dibantu para karyawannya bisa menyediakan ratusan porsi makanan gratis untuk warga.
Jika dipikir sepintas, memang aksi kebaikan Aditya itu tak bisa dilakukan dengan mudah.
Bahkan ketika diwawancarai, Aditya Prayoga mengaku awalnya cukup kesulitan saat membuka Rumah Makan Gratis.
Baca Juga: Viral, Siswa SMP Bawa Celurit ke Sekolah untuk Ambil HP yang Disita, Begini Nasibnya Sekarang
Niatnya untuk membuka Rumah Makan Gratis ini bermula ketika Aditya bertemu seorang nenek 92 tahun saat ia pulang salat subuh.
Nenek yang ditemuinya kala itu dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
Sang nenek berjalan sebatang kara, dengan kaki yang pincang karena menahan rasa sakit.
Baca Juga: Viral Siswa SMP Bawa Celurit ke Ruang Guru Gara-Gara HP Disita, Begini Nasibnya Sekarang
"Nenek itu jawab katanya kakinya sakit, begitu saya senter ternyata kakinya bolong, ada ulat kecil-kecil.
"Akhirnya saya bantu antar pulang dan ada seorang ibu-ibu lagi jemur pakaian, lalu saya tanya ke ibu itu dia jawab.
"Bahwa nenek ini hidup sebatang kara. Kalau misalkan dia tidak cari rongsok dia tidak makan seharian," ungkap Adit.
Mulai dari situ, Aditya tergugah untuk membantu sang nenek untuk makan setiap hari.
Baru memulai untuk membantu, Aditya justru harus pasrah ketika sang nenek meninggal dunia karena umurnya yang sudah sangat tua.
Namun, asa Adit untuk membantu orang-orang yang membutuhkan tak padam.
Usai ia membantu sang nenek, Aditya malah mendapat rezeki berlebih dan semakin lancar.
Yakin jika Tuhan telah membalas perbuatannya, Aditya akhirnya memutuskan untuk membangun kedai bernama Rumah Makan Gratis di Jalan Raya Ciangsana.
Dengan mendirikan Rumah Makan Gratis, Aditya berencana untuk membantu warga yang kurang mampu, seperti tukang sapu, tukang sampah, rongsok, kuli bangunan, hingga pengemudi ojek.
"Sebulan nenek itu meninggal saya dapat rezeki berlebih dan langsung inisiatif buka makan gratis dengan mengundang tukang-tukang, gelandang, pemulung yang enggak bisa makan biar makan di sini," jelas Adit.
Saat pertama membuka Rumah Makan Gratis, Aditya hanya mampu menyediakan 50 porsi makanan.
Baca Juga: Ambulansnya Tak Kunjung Datang, Bocah 12 Tahun Ini Meninggal Setelah Menunggu 1 Jam Lamanya
Namun lambat laun, Aditya mampu merekrut karyawan.
Dibantu istri, ibu dan para karyawannya, Aditya kini mampu menyediakan ratusan porsi makan gratis.
Saat ditanya mengenai sumber dananya, Aditya mengaku beruntung karena ada pihak yang turut menyumbangkan untuk membantu kelangsungan Rumah Makan Gratis.
"Rumah makan gratis ini konsepnya sedekah, tapi tidak pernah kita minta-minta sumbangan ke jalan pakai proposal atau kotak infaq.
"Di sini enggak ada begitu. Kita enggak mau kalau misalkan ada yang menyumbang tapi enggak ikhlas lebih baik enggak usah," ungkap Adit.
Ya, bukan dengan meminta sumbangan atau menaruh kotak infaq di banyak titik, Aditya justru hanya mengandalkan keikhalasan para penyumbang untuk datang sendiri ke rumah makannya.
"Tapi kalau memang betul-betul dia ikhlas tinggal datang nanti kita terima sumbangannya.
"Makanya saya tulislah kulkas itu untuk sayur-sayuran, namanya sedekah sayuran, daging, minuman dan sedekah beras," tutupnya. (*)e
Source | : | Kompas.com,tribun bogor |
Penulis | : | Agil Hari Santoso |
Editor | : | Agil Hari Santoso |