Grid.ID - Nama Zaadit Taqwa semakin dikenal setelah aksi kartu kuningnya ke Presiden Joko Widodo saat acara Dies Natalies ke-68, di UI, Depok, Jawa Barat, Jumat (2/2/2018).
Sebagai Ketua BEM UI, tentunya Zaadit tak asing dengan istilah aktivis.
Nah, dirinya berkomentar tentang perbedaan aktivis zaman milenial dan aktivis 98.
Pertanyaan tersebut diajukan oleh pembicara dalam acara Shafa Young Activist Award 2018 yang diadakan di FIB UI, Depok pada Sabtu (10/2/2018).
(BACA : Kisah Viral Fatin, Pernah Dikecam Hingga Dilamar 100 Pria Sehari )
Menurut Zaadit, perbedaan kedua aktivis ini yaitu dengan caranya terjun ke masyarakat.
"Yang harus dibedakan antara aktivis milenial dan 98 itu, dulu mereka turun langsung ke masyarakat mengetahui persoalannya," kata Zaadit dikutip dari TribunJakarta.com.
Sedangkan aktivis zaman sekarang punya cara sendiri.
Zaadit mengatakan aktivis sekaang rata-rata menegah ke atas.
Maka dengan hal itu, banyak keuntungan yang bisa dilakukan.
Zaadit mencontohkan sebuah peluang kerja baru dengan platform digital buatan anak bangsa.
"Misalkan dengan Bukalapak karya mas Zaki. Itu membuka peluang baru bagi masyarakat. Kemudian ada mas Adri Sanjaya yang mengakomodir para petani," terang Zaadit.
Dengan teknologi yang berkembang pesat saat ini merupakan suatu keuntungan bagi aktivis era milenial.
(BACA : Menyedihkan! Wanita Korban Penyiksaan Ini Tubuhnya Kurus Kering Dengan Berat 16,8 Kg )
"Adanya teknologi itu satu keuntungan. Peran utamanya kita bersuara tapi sembari bisa melakukan demi masyarakat," tutupnya. (*)
3 Shio yang Punya Sifat Tertutup, Sulit Membuka Diri pada Teman Baru dan Lawan Jenis
Penulis | : | Arif B Setyanto |
Editor | : | Arif B Setyanto |