Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Seberapa sering kalian memecahkan jerawat di wajah?
Adanya jerawat memang membuat tangan tidak bisa untuk mendiamkan begitu saja.
Dorongan untuk memencet dan memecahkan jerawat itu selalu muncul dan sulit untuk dilawan.
Terlebih ketika jerawat sudah dalam kondisi siap memecah.
Yuk, mulai sekarang lebih berhati-hati dengan keberadaan jerawat.
Baca Juga: Bak Kisah FTV, Model Cantik ini Jatuh Cinta dengan Supir Taksi dengan Gaji Rp200 Ribu per Bulan
Melansir dari World of Buzz pada Selasa (1/10/2019), para ahli dermatologi sebelumnya telah menyampaikan bahwa memecah jerawat dapat melukai jaringan parut dan membuat jaringan kulit cidera permanen.
Tidak hanya itu, bahkan kisah mengenaskan muncul dari laki-laki berusia 51 tahun asal Guangdong, Tiongkok.
Awalnya tidak ada yang pernah memberi tahu dirinya betapa buruk efek memecahkan jerawat.
Pria yang tidak disebutkan identitasnya itu awalnya berpikir, bahwa sesuatu yang tumbuh di wajahnya adalah jerawat biasa.
Sebab benjolan itu tumbuh wajar seperti biasanya.
Menganggap itu adalah Jerawat biasa, akhirnya ia memecahkan benjolan yang mirip dengan jerawat tersebut.
Namun sayang, beberapa hari kemudian, alih-alih menghilangkan benjolan itu, ia justru menemukan hal yang tidak diduga pada dahinya.
Luka akibat pemecahan jerawat itu mulai menghitam dan mengeras tepat di mana ia memecah jerawat.
Pria itu menemukan dahinya menghitam dengan benjolan yang lebih keras.
Mengetahui hal tersebut, akhirnya ia memutuskan untuk memeriksakannya ke dokter.
Setelah dilakukan medical check up, dokter mendiagnosis pria itu dengan squamous cell carcinoma (SCC).
Ini merupakan bentuk kanker kulit paling umum dan mudah ditemui pada seseorang.
Baca Juga: Bikin Fans Syok, Rich Brian Bocorkan Single Kolaborasi dengan Idol K-Pop Chungha Eks IOI
Selain itu, squamous cell carcinoma adalah jenis kanker yang disebabkan oleh paparan sinar ultraviolet (UV) pada kulit.
Ternyata, benjolan yang dipikir sebagai jerawat itu merupakan tumor ganas yang mulai membusuk dilakukan pemecahan dan berdarah.
Kini ia harus melakukan bedah dan perawatan seperti penderita kanker pada umumnya.
Namun, dikarenakan letak tumor tersebut berada di dahi.
Ada beberapa kemungkinan jika beberapa syarafnya akan mengalami kerusakan setelah operasi.
Kerusakan saraf tersebut diperkirakan berpengaruh pada penglihatannya secara permanen.
Komplikasi lebih lanjut dari kondisinya itu juga mengakibatkan dia harus melakukan transplatasi flap bebas.
Dimana kulit dari bagian tubuh lain dicangkokkan ke bagian yang dioperasi.
(*)
4 Jus Berwarna Merah ini Punya Khasiat Turunkan Kolesterol, Ada Delima sampai Cranberry
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Nurul Nareswari |