Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Jamur paling mematikan ini ditemukan di pinggiran kota Cairns, Far North Queensland.
Jamur Fire Coral yang beracun ini berasal dari Jepang dan Korea.
Tetapi kini ia ditemukan di Australia Tropical herbarium (AHT).
Jamur ini telah terdeteksi di hutan hujan di Lembah Redlynch di Cairans.
Baca Juga: Jelang Pernikahan Kedua, Delon Masih Bingung Undang Mantan Istri atau Tidak?
Melansir dari ABC News pada Kamis (3/10/2019) menurut ahli mikologi ATH Dr Matt Barret mengatakan jika ini adalah kejadian alami.
Dari kejadian tersebut mereka masih belum dapat memastikan dengan baik.
"Kami tidak benar-benar memiliki pengetahuan yang baik dari semua jenis jamur di Australia Utara," ujar Dr Barret.
"Penyebarannya sangat jauh melalui Asia Tenggara, dan belum bisa dicek, tetapi catatan yang ditemukan telah tersebar," tambahnya.
Spesies jamur ini sangat mengerikan.
Jamur warna merah cerah seperti api ini adalah satu-satunya jamur yang dikenal beracun untuk disentuh.
Ia menghasilkan delapan senyawa beracun yang dapat diserap dengan mudah melalui kulit.
Menelan jamur ini dapat berakibat fatal bahkan beberapa kematian di Jepang dan Korea telah tercatat akibat jamur itu.
Baca Juga: Jadi Pengacara Kelas Kakap, Hotman Paris Hadiahi Putrinya Apartemen Termahal di Indonesia
Dr Barrett telah memperingatkan jika memakan jamur itu dapat menyebabkan serangkaian gejala yang mengerikan.
"Awalnya sakit perut, muntah, diare, demam dan mati rasa, diikuti berjam-jam atau berhari-hari dengan delaminasi kulit pada wajah, tangan dan kaki, dan menyusutnya otak," kata Dr Barrett.
Tidak ada obat, kematian yang terjadi karena banyak kegagalan organ atau disfungsi syaraf otak.
Penemuan jamur ini dilaporkan oleh Ray Palmer, yang telah memotret spesies jamur selama 11 tahun terakhir.
Baca Juga: Nyanyikan Lagu Pencuri Hati di Hadapan Iko Uwais, Tangis Audy Item Pecah!
Mr Palmer mengatakan dia segera mengenali spesies itu sebagai racun jamur Fire Coral neskipun awalnya ia ragu dengan penemuannya.
"Saya pikir bukan jamur Fire Coral, ini tidak mungkin karena ini ada di Australia," kata Palmer.
Dia dengan hati-hati mengumpulkan beberapa sampel, yang dia bawa ke James Cook University di Cairns di mana signifikansi temuannya dikonfirmasi.
Tetapi Palmer mengatakan ini bukan temuan pertamanya.
Ia mengaku telah sering menemukan jamur dan spesies baru lainnya.
"Saya telah menemukan banyak spesies lain yang seharusnya tidak ada di Australia," katanya.
"Saya suka menemukan hal aneh dan indah, itu adalah tempat yang ideal untuk itu sepesies itu," pungkasnya.
(*)
Source | : | abc.net.au |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Nurul Nareswari |