Grid.ID – Pemerintah Indonesia semakin serius mendorong meluasnya mobil listrik di tanah air setelah presiden Joko Widodo menandatangani Perpres No. 55/2019.
Perpres tersebut mengatur tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Batttery Electric Vehicle) dan resmi diundangkan sejak 12 Agustus lalu.
PT Totoya Astra Motor (TAM) sebagai salah satu distributor mobil terbesar di Indonesia sudah pasti mengambil peran cukup aktif agar program pemerintah ini sukses.
Baca Juga: Diam-Diam Ria Ricis Sudah Tentukan Pemandu Acara untuk Resepsi Pernikahannya
Riset Toyota melahirkan mobil ramah lingkungan yang berkelanjutan bermula sejak 1990 silam, lalu keluarlah Toyota Earth Charter pada 1993.
Misinya menyediakan sarana mobilitas yang ramah lingkungan, nyaman, aman, serta untuk menciptakan lingkungan masyarakat yang nyaman dan layak untuk dihuni.
Turunan dari misi tersebut salah satunya dengan dirumuskannya Toyota Environmental Challenge 2050 yang menyasar segala aspek dalam bisnis Toyota.
Khusus untuk produk kendaraan, Toyota berhasil menciptakan Prius HEV pada 1997 sebagai mobil elektrifikasi pertama yang bermesin hybrid.
Disebut hybrid karena mengusung mesin pembakaran dalam (motor bakar) dan motor listrik, selanjutnya dinamakan Hybrid Electrified Vehicle (HEV).
“Berbagai kemajuan yang dicapai dalam pengembangan teknologi HEV bersamaan dengan penerapan konsep rancangan Toyota New Global Architecture, menjadikan Toyota tidak hanya berhasil melahirkan kendaraan yang nyaman, tapi juga semakin efisien dan ramah lingkungan yang diterima pasar global.
Hingga saat ini, Toyota dan Lexus telah memiliki lebih dari 40 model HEV di seluruh dunia dengan penjualan mencapai lebih dari 14 juta unit,” kata Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director, PT TAM.
Artinya sebanyak 103 juta ton emisi karbondioksida (CO2) berhasil direduksi di mana butuh 120 juta hektar lahan hutan untuk menyerapnya dalam setahun.
Dari sisi konsumsi bahan bakar, Toyota HEV mampu menghemat hingga 38 juta kiloliter bahan bakar.
Baca Juga: Perseteruan Makin Memanas, Pamela Safitri Tantang Oza Kioza Berkarier Tanpa Sensasi!
Artinya cukup untuk menempuh hampir 2 juta perjalanan dari bumi ke bulan pulang pergi.
Namun begitu, meskipun Perpres mobil listrik sudah diundangkan, toh hadirnya mobil listrik di tanah air ternyata masih banyak mengundang keraguan masyarakat.
“Itu wajar sekali, butuh proses bertahap. Dulu waktu transmisi otomatis pertama kali diperkenalkan juga tidak langsung booming,” beber Rouli Sijabat, Public Relation, PT TAM.
Lebih lanjut, pria humoris penyuka aplikasi karaoke Smule ini menjelaskan secara bijak bahwa mindset masyarakat tentang mobil listrik harus diedukasi secara bertahap.
Tidak langsung melompat ke mobil listrik murni karena masih banyak hal harus dipersiapkan.
Sebagai contoh ketersediaan stasiun pengisian listrik, beda cerita jika menggunakan mobil hybrid.
Sebagai upaya mengedukasi masyarakat seputar mobil Hybrid Electric Vehicle (HEV) dan Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV), PT TAM menggelar test drive menempuh jarak 380 km dari Banyuwangi sampai Bali (9-10 Oktober 2019).
Disediakan 5 varian mobil hybrid Toyota yaitu Corolla Altis Hybrid, Camry Hybrid, Alphard Hybrid, C-HR Hybrid dan Prius Plug-In Hybrid (PHEV) yang bisa dijajal secara bergantian.
Meskipun test drive dikemas sangat fun dengan menyambangi beberapa destinasi wisata dan kuliner, Grid.ID berhasil mengungkap 4 fakta seputar mobil hybrid yang bikin galau kebanyakan masyarakat.
1. Mobil hybrid performanya payah?
Anggapan di atas sangat bisa dimaklumi, benak masyarakat terlanjur terpapar pengalaman mencoba bom bom car atau sepeda listrik mainan anak-anak.
Meskipun belum menjajal langsung mobil hybrid, begitu mendengar mobil bertenaga motor listrik, penilaiannya langsung negatif.
“Ah, pasti tidak bisa diajak ngebut dan melintasi tanjakan,” kurang lebih begitulah.
Begini faktanya. Semua model HEV Toyota memiliki 4 mode berkendara (driving mode), yaitu Normal, ECO, Sport dan EV mode.
Dilengkapi mesin konvensional yang efisien dan motor listrik, bekerja bergantian sesuai kebutuhan atau pilihan mode.
Masing-masing mode tadi memiliki karakter berbeda, ini bisa disesuaikan selera pengemudinya.
Mau ngebut? Bisa. Mau full motor listrik yang bekerja memutarkan roda agar hematnya maksimal, bisa banget!
Contohnya saat melibas jalanan berkelok dan menanjak sepanjang jalur Tabanan sampai Jimbaran.
Baca Juga: Nikmati Profesi Baru sebagai YouTuber Beranak 5, Zaskia Adya Mecca Bagikan Ilmu Parenting
Saat menanjak, akselerasi dan power mesin sangat terasa. Sama sekali tidak ada perbedaan dengan mobil konvensional.
Sebaliknya saat melibas turunan tajam dan berkelok, banyak mengandalkan motor listrik sehingga hematnya bisa luar biasa.
Jika melibas jalanan menanjak saja nyaman, apalagi trek lurus. Buat ngebut ok banget!
2. Biaya servis mobil hybrid mahal dan rumit?
Mobil hybrid menganut dua penggerak, yaitu motor bakar dan motor listrik.
Sangat wajar jika banyak yang mengira biaya servis mahal dan pengerjaannya lama karena teknologinya lebih rumit.
Saat test drive Toyota Hybrid melintasi kota Banyuwangi, diajak mampir ke bengkel Auto2000.
Grid.ID melihat langsung proses servis berkala mobil Toyota C-HR mesin konvensional dan C-HR Hybrid.
“Prinsipnya sama dari item pemeriksaan dan waktunya. Untuk hybrid hanya ada penambahan cek pendingin baterai,” ungkap Faozan, Kepala Bengkel Auto2000 Banyuwangi.
Pada pendingin bateri dilengkapi filter yang harus dibersihkan secara berkala per 6 bulan atau 10.000 km.
Oli mesin yang digunakan pada Toyota C-HR mesin konvensional dan C-HR Hybrid juga sama saja.
“Kami sudah membandingkan, biaya perawatan berkala mesin konvensional dan hybrid tidak terpaut jauh. Bisa dikatalan tidak ada perbedaan,” lanjut Anton Jimmi meyakinkan.
3. Mobil hybrid menakutkan untuk perjalanan jarak jauh?
Pendapat di atas benar adanya jika perjalanan jauh menggunakan mobil listrik murni.
Untuk saat ini, stasiun pengisian listrik nyaris belum dibuka untuk umum dan waktu yang dibutuhkan untuk ngecas yang tidak singkat.
Apalagi di luar daerah nan jauh dari pusat kota Jakarta seperti Banyuwangi.
Tapi jika menggunakan mobil Toyota hybrid, perjalanan jauh tetap nyaman karena menggunakan 2 sumber tenaga.
Motor listrik memiliki keunggulan zero emission dan mesin konvensional yang irit bahan bakar sebagai upaya antisipasi dari terbatasnya infrastruktur pengisian baterai mobil listrik.
Dengan karakter yang dimiliki itu, mobil HEV menjadi lebih mumpuni di berbagai situasi serta kondisi jalan karena tidak tergantung pada kapasitas baterai yang selalu mendapatkan asupan daya listrik dari mesin konvensional.
“Seiring perkembangan teknologi, HEV terbukti efisien dalam memaksimalkan kebutuhan energi saat berkendara sehingga mampu menempuh jarak lebih jauh dengan konsumsi bahan bakar yang lebih irit,” kata Anton Jimmi.
4. Konsumsi bahan bakar tidak beda jauh dengan mobil konvensional?
Anggapan ini jelas salah besar. Dengan kombinasi kerja mesin konvensional dengan motor listrik, sudah pasti mobil hybrid jauh lebih hemat bensin.
Apalagi Toyota Hybrid justru andalan utamanya adalah tenaga motor listrik.
Mesin konvensional yang menggunakan motor bakar, hanya sebagai penunjang saat diperlukan.
Misalnya saat jalanan menanjak, mesin konvensional lebih banyak bekerja.
Sebaliknya saat melibas turunan motor listrik menjadi tumpuan utamanya.
Jika ingin lebih efisien, bisa memilih mode ECO.
Sistem komputer akan mengatur akselerasi mobil menjadi lebih lembut meski mesin konvensional yang bekerja.
Pada kondisi tersebut baterai listrik akan melakukan pengisian ulang secara regeneratif.
Baca Juga: Kabar Syahrini Keguguran, Ini Tanda-tandanya Bila Wanita Hamil Kehilangan Janin
Namun, ketika pedal gas diinjak lebih agresif maka mobil akan menunjukkan kekuatan mesinnya.
“Efisiensi penggunaan bahan bakar tidak mempengaruhi performa mobil HEV karena tetap ada dukungan dari motor listrik saat mobil membutuhkan respon yang agresif, atau saat pegemudi menggunakan mode berkendara Sport,” kata Anton Jimmi.
Dari seluruh rangkaian test drive Toyota HEV dan PHEV menempuh jarak 380 km, konsumsi bahan bakar lebih hemat sekitar 70% dibanding menggunakan mobil konvensional.
Bayangkan jika dalam setahun menempuh jarak sekitar 25.000 km, hasil penghematan pemakaian bakan bakar bisa buat membeli tas branded. (*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Penulis | : | Agus Sulistriyono |
Editor | : | Agus Sulistriyono |