Singapura Melarang Iklan Minuman Bersoda dengan Gula Tinggi, Wajib Menyertakan Label Peringatan Minuman Tidak Sehat!

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti

Grid.ID - Singapura menjadi negara pertama di dunia yang melarang iklan minuman kemasan dengan kadar gula tinggi.

Langkah ini dibuat untuk perang melawan diabetes.

Sebab, diabetes merupakan masalah kesehatan utama di Singapura.

Baca Juga: Inilah 4 Jenis Makanan dengan Kandungan Gula Tinggi yang Harus Kamu Hindari

Kini, minuman dengan kadar gula sedang hingga tinggi wajib memberi label di bagian depan kemasan dengan tanda minuman tersebut sehat atau tidak sehat.

Melansir dari Straits Times pada Senin (14/10/2019), Edwin Tong selaku Menteri Senior Negara mengumumkan langkah kesehatan ini.

Ia mengatakan, perubahan ini dirancang untuk mendorong orang-orang lebih banyak mendapatkan informasi.

Baca Juga: Di Kampus, Kaesang Pangarep Ternyata Dikira Anak Pengusaha Bukan Presiden di Singapura!

Selain itu, hal ini bertujuan untuk membuat produsen mengurangi kandungan gula serta mengurangi minuman manis yang dikemas.

Nah, label penanda yang diletakkan di depan ini akan diberi kode warna.

Dari label itu, produsen harus menunjukkan nilai apakah minuman itu sehat, netral, atau tidak sehat.

Baca Juga: Ngaku Baru Beli Apartemen di Singapura, Sisa Uang Barbie Kumalasari di ATM Cuma Rp27 Juta

Lebih dari 30 negara kini telah memperkenalkan label semacam itu dan telah sukses besar.

Di negara Chili, penjualan minuman dengan label tidak sehat turun 25 persen.

Penandaan minuman ini dinilai tidak semata-mata pada jumlah gula yang dikandung saja, tetapi juga faktor lain seperti jumlah lemak jenuh yang ditemukan dalam campuran kopi 3-in-1.

Baca Juga: Ini Burger Termahal di Singapura, Harganya Sampai Rp3,5 Juta!

Label ini wajib disertakan untuk minuman yang diklasifikasikan tidak sehat.

Namun, label tersebut juga dapat digunakan untuk mempromosikan minuman yang lebih sehat.

Minuman dengan kadar gula tinggi sangat populer, terhitung setengah dari semua minuman manis yang dijual di Singapura.

Baca Juga: Tidak Ada yang Tahu Kaesang Pangarep Putra Presiden Indonesia, Para Mahasiswa di Singapura Terkejut Ketika Acara Wisudanya Dihadiri Jokowi

Desember lalu, Departemen Kesehatan (Depkes) dan Badan Promosi Kesehatan memulai konsultasi publik selama delapan minggu tentang cara mengurangi asupan gula.

Mereka telah mengusulkan empat langkah, di antaranya label wajib depan kemasan, peraturan periklanan, pajak gula, dan larangan minuman kemasan gula tinggi.

Penggunaan label wajib menerima dukungan tertinggi dengan 84 persen lebih dari 4 ribu responden mendukungnya.

Baca Juga: Akhirnya Lulus Setelah 6 Tahun Kuliah di Singapura, Kaesang Pangarep Wisuda Bareng sang Pacar, Felicia Tissue

Selama konsultasi, industri minuman sangat menentang pajak atau larangan, mengklaim kedua langkah itu tidak akan mengurangi konsumsi gula.

(*)

PROMOTED CONTENT