Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Lima siswa dari SMP Budhaya 3 Duren Sawit, Jakarta Timur, dikabarkan meninggal saat mengikuti study tour di Kawasan Wisata Adat Baduy, Jumat (25/10/2019) lalu.
Kabar ini lantas membuat para orangtua dan wali murid panik dan cemas.
Jhonny Napitupulu (45) misalnya, ia langsung bergegas menyambangi sekolah untuk menanti kepulangan anaknya.
"Memang di jadwalnya itu study tour berangkatnya pagi, pulangnya malam. Makanya mau saya jemput," kata Jhonny seperti yang dikutip Grid.ID dari Tribun Jakarta.
Jhonny pun mengaku dirundung kecemasan sebab anaknya terdengar ketakutan saat dihubungi.
"Saya ditelpon anak saya, dia gemeteran pas nyeritain (kejadiannya). Katanya ada anak sekolah meninggal 5 orang," ujarnya.
"Istri saya langsung nangis, puji Tuhan anak saya tidak apa-apa," lanjutnya.
Selain Jhonny, puluhan orangtua dan wali murid lain juga memadati area sekitar SMP Budhaya 3 dengan perasaan sama cemasnya.
Wakapolres Lebak Kompol Wendy Andrianto saat dihubungi oleh Kompas.com, menjelaskan identitas kelima korban.
Di antaranya adalah Moses Imanuel Baskoro, Sahrul, Ramadhan, Paskaleo Anesho, Telaumbanua, Christiano Arthur Immanuel Rumahorboro, dan Malvin Reizen Alvino.
Kelima korban diketahui tewas saat bermain air di Sungai Ciujung, Kampung Gajeboh, Baduy Luar.
Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 12.00 WIB.
Baca Juga: Hilang Selama 17 Hari, PNS Kementerian PU Ditemukan Tewas Dicor, Pelaku adalah Teman Dekat Korban!
Saat itu rombongan sedang beristirahat di kampung Gajeboh sebelum masuk ke kawasan adat Baduy Dalam.
Menurut keterangan Sekertaris Desa Kanekes, Sarpin, mengatakan ada 5 anak yang saat itu sedang bermain air di Gajeboh.
"Betul, ada lima orang, infonya lagi main air di Gajeboh, Baduy Luar," katanya.
Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Jaro Saija, pun sebenarnya sudah memperingatkan mereka.
"Dari awal sudah dilarang, dikasih peringatan, hari Jumat jangan teriak-teriak, jangan mandi ke sungai, sudah ada batasan-batasannya," kata Jaro Saija ketika dihubungi lewat sambungan telepon.
Bukan tanpa sebab, ternyata sungai tersebut terlarang karena adanya cekungan sehingga sangat rawan untuk digunakan mandi atau berenang.
"Memang dalam, karena ada leuwi (cekungan), wisatawan dilarang ke sana," kata Jaro Saija kemudian.
Menanggapi kasus ini, kepolisian setempat pun segera melakukan identifikasi awal terhadap 5 jenazah di Puskesmas Cisimeut, Kecamatan Leuwidamar.
"Korban tenggelam di Baduy Gajeboh dilakukan proses identifikasi, kita periksa secara keseluruhan, ciri umum dari pakaian dan ciri khusus seperti tanda lahir hingga susunan gigi," kata kabiddokkes Polda Banten AKBP dr Nariyana.
Setelah itu, kelima korban dibawa ke RSUD dr Adjidarmo untuk menjalani autopsi.
Di sana polisi juga membuka Post Ante Mortem bagi keluarga dan kerabat korban yang hendak mengumpulkan data identitas korban.
"Yang kita butuhkan dari keluarga, ciri-ciri fisik secara umum, dia apakah punya luka, ciri khusus tanda lahir, tahi lalat, idenditas dari pihak sekolah sudah ada, tim Inafis sudah ambil sidik jari dan bisa kita cocokan dengan ijazah SD," kata Nariyana lebih lanjut.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jakarta |
Penulis | : | Arif Budhi Suryanto |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |