Kebiasaan Minum Kopi Sedang Jadi Tren, Begini Kata Pakar Kesehatan!

Laporan Wartawan Grid.ID, Dinda Tiara Alfianti

Grid.ID - Kamu pasti termasuk orang yang suka nongkrong cantik di warung kopi? 

Bahkan, rasanya kurang lengkap rasanya bila mengerjakan pekerjaan tanpa meminum kopi dahulu di pagi hari.

Tanpa kita sadari, kebiasaan minum kopi sudah menjadi hal yang selalu kita lakukan, bahkan bisa ada rasa candu tersendiri dari minuman yang satu ini.

(BACA : Bikin Panas Dingin, Ternyata Segini Harga Dress Raisa Andriana Saat Hadiri Re-Opening Party Coach! )

Namun, kira-kira hal tersebut dapat berpengaruh nggak ya, dengan kondisi kesehatan kita?

Menjawab pertanyaan tersebut Grid.ID berhasil mendapatkan penjelasan dari dr. Mulyani A.S Gultom, SpPD FINASIM, seorang dokter spesialis penyakit dalam, yang ditemui di acara Arisan Manis yang Sehat Tropicana Slim, Kamis (22/02), di Veranda Hotel Jakarta.

Menurutnya, kebiasaan minum kopi bukanlah hal yang buruk namun, tetap harus diperhatikan jumlah yang dikonsumsinya.

"Konsumsi kopi sebenarnya bisa mengurangi risiko diabetes dan penyakit jantung, jadi kebiasaan mengopi sebenarnya baik untuk kesehatan asalkan diperhatikan batasannya, terkait kandungan kafeinnya," jelas dr. Mulyani.

(BACA : Seorang Pemancing Hampir Habis Dimakan Ikan Hiu yang Baru Saja Ditangkapnya, Begini Kejadiannya )

Adapun kandungan kafein yang boleh kita konsumsi perhari hanyalah satu hingga dua gelas sehari.

"Kafein boleh kita konsumsi paling banyak 400 mg perhari, jadi jika lebih dari itu ada baiknya kita kurangi karena malah akan membuat kopi menjadi sebab penyakit dari tubuh kita," katanya.

Agar tetap sehat meski terbiasa minum kopi, dr. Mulyani juga menyarankan untuk memperhatikan jumlah gula pada kopi yang biasa kita konsumsi setiap hari.

(BACA : Dapat Ciuman dari Prilly Latuconsina, Reaksi Rafathar ini Bikin Gemes Banget, Kaya Anak Gede Aja! )

"Ketika mengopi usahakan juga mengurangi konsumsi gulanya, jika tidak bisa, mungkin bisa mengganti gula dengan pemanis buatan yang kini banyak dijual di pasaran agar terhindar dari risiko penyakit diabetes," sarannya. (*)

PROMOTED CONTENT