Laporan Wartawan Grid.ID, Rangga Gani Satrio
Grid.ID - Isu human trafficking atau perdagangan manusia diangkat Divisi Humas Polri menjadi karya film berjudul Hanya Manusia.
Film besutan Tepan Kobain dan Monty Tiwa selaku penulis skenario ini, diperankan oleh Prisia Nasution sebagai perwira polisi.
Menjadi Polwan (polisi perempuan) ternyata tidak sulit dilakukan Prisia Nasution.
Baca Juga: Ingin Akad Nikah dengan Adat Sunda, Rezky Aditya Mengaku Masih Bingung dengan Tahap-tahapnya
Sebab, beberapa adegan yang harus Prisia Nasution jalani sudah biasa dilakukannya.
"Jadi sebelumnya aku sudah latihan-latihan sendiri dan suka menembak juga, jadi sama senjata sudah enggak terlalu asing juga," ucap Prisia Nasution dalam jumpa pers di kawasan Epicentrum, beberapa waktu lalu.
"Jadi kalau dari kepolisian kemarin kan kita itu persiapannya sangat cepat banget, enggak ada pelatihan khusus untuk menggunakan senjata," sambungnya.
Baca Juga: Begini Konsep Pernikahan Rezky Aditya dan Citra Kirana yang Akan Digelar di 2 Kota
Namun, untuk terlihat natural sebagai seorang Polwan, membuat Prisia Nasution harus banyak belajar.
Lantaran ia menganggap, jika bukan seorang polisi yang mempraktikkan akan terlihat aneh.
"Mungkin ada beberapa gesture ada beberapa kalimat yang kalau orang awam ngomongin tuh mungkin terkesan kayak dibuat-buat."
"Jadi mungkin yang harus dilakukan adalah bagaimana caranya senatural mungkin emang dia itu dari Akpol (Akademi Polisi)," ucap Prisia Nasution.
Baca Juga: Penuh Haru, Betrand Peto Menangis saat Nyanyikan Lagu 'Titip Rindu untuk Ayah' di Depan Ruben Onsu
Kendati demikian, Kadiv Humas Polri Irjen Pol. Mohammad Iqbal mengatakan bahwa isu perdagangan manusia bukan hanya sering dilakukan di Tanah Air.
Pasalnya tak sedikit pelanggaran hukum itu juga dilakukan di luar negeri.
"Isu ini sudah jadi isu internasional bukan lagi nasional. Dan jarang sekali film Indonesia mengangkat isu ini," ucap Iqbal dalam kesempatan yang sama.
Film ini berkisah tentang Annisa (Prisia Nasution) perwira muda yang harus berbagi waktu antara keluarga dan tugasnya.
Sementara, Jakarta sedang diteror kasus penculikan anak-anak.
Beberapa korban bahkan ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Annisa selaku anggota Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara ditugaskan untuk mengusut kasus itu.
Dilema kuat pun dirasakan Annisa ketika adik satu-satunya diculik sindikat penculikan.
Film berdurasi 90 menit ini juga dimainkan oleh Yama Carlos (Kompol Angga), Lian Firman (Iptu Aryo), Shenina Cinnamon (Dinda), dan masih banyak lagi.
Dijadwalkan, film ini tayang pada 7 November 2019 di seluruh bioskop Indonesia. (*)
Penulis | : | Rangga Gani Satrio |
Editor | : | Nurul Nareswari |