Grid.ID - Sariah (56), seorang ibu rumah tangga asal Desa Kendayakan, Kecamatan Warurejo, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah tak menyangka menemukan suaminya tewas dalam kondisi sangat mengenaskan.
Sang suami, Rahadi (58), ditemukan Sariah dalam kondisi terbungkus karpet di dalam septic tank samping rumahnya.
Mengutip Kompas.com, Sariah menemukan suaminya sudah tak bernyawa lantaran melihat ceceran darah di rumah saat pulang.
Baca Juga: Cuaca Kelewat Panas, Ahli LIPI Ungkap Mekanisme Video Viral Warga Goreng Kerupuk di Aspal
Curiga, Sariah pun menelusuri jejak tersebut hingga akhirnya menemukan jenazah Rahadi di dalam septic tank.
Melihat kondisi mengenaskan jasad suaminya, Sariah langsung menjerit sejadi-jadinya hingga warga sekitar berduyun datang.
Penemuan jasad Rahadi itu pun langsung dilaporkan warga ke Polsek Warureja, Polres Tegal.
Polisi yang datang langsung mengevakuasi jasad korban dan membawanya ke RSUD Suradadi.
Dari hasil penyelidikan, ternyata pelaku pembunuhan Rahadi adalah anak kandungnya sendiri, Wahudin (28).
Kasatreskrim Polres Tegal AKP Gunawan Wibisono mengatakan, pelaku membacok ayah kandungnya dengan kampak berukuran besar di beberapa bagian tubuh korban.
Untuk menutupi jejaknya, pelaku membungkus jasad korban dengan karpet lalu mengecornya dengan semen.
"Bapaknya yang terbungkus karpet itu disemen atau dicor di dalam septic tank dengan diameter sekitar 1 Meter.
"Usai selesai mengecor, dia menaburkan banyak kopi di dalam rumah untuk menghilangkan aroma bau darah."
"Namun, saat kami ke TKP, masih banyak bercak darah di dinding-dinding rumah," jelas Gunawan.
Kepada awak media, Wahudin mengaku tega membunuh ayah kandungnya sendiri lantaran kesal korban selingkuh dengan tetangganya.
"Niatnya mau melukai dan membunuh. Bapak ku pacaran lagi soalnya.
"Sudah banyak buktinya. Selingkuhannya pernah dikasih motor oleh bapak saya. Namanya Nana," begitu pengakuan Udin, dikutip Grid.ID dari Tribun Jateng.
Ternyata, pengakuan Udin tersebut diduga hanyalah imajinasinya belaka.
Kepala Desa setempat, Rasiun, menyebut tuduhan pelaku kepada korban itu hanyalah prasangka-prasangka pelaku saja.
"Bukan mas. Tidak ada selingkuh-selingkuhan.
"Itu hanya prasangka-prasangka yang muncul di pikiran pelaku," ucap Rasiun.
Menurut pengakuan sang Kades, pelaku Wahudin memang sudah ditakuti warga desa sejak lama.
Pasalnya, pelaku sudah beberapa kali dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mitra Siaga.
"Dia dibawa ke RSJ karena menyerang keluarganya sendiri.
"Bahkan, kakak pertamanya yang pernah dibacok pun sudah tidak berani tinggal di sini (Tegal).
"Kakaknya sudah menetap di Jakarta," terang Rasiun.
Rasiun mengatakan, pelaku terindikasi menderita gangguan jiwa sejak kembali dari pelayarannya di Taiwan 7 tahun lalu.
Setelah pulang ke Tegal, Rasiun mulai meresahkan keluarga dan warga sekitar dengan berbagai teror.
"Warga sedesa takut sama Udin. Warga ingin Udin keluar dan meninggalkan desa jauh-jauh.
"Tapi ya gimana, kasian juga," pungkasnya. (*)
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Source | : | Kompas.com,Tribun Jateng |
Penulis | : | Agil Hari Santoso |
Editor | : | Agil Hari Santoso |