Grid.ID - Seorang muncikari bernama Soni Dewangga baru-baru ini ditangkap Ditreskrimum Polda Jatim pada Rabu (30/10/2019) lalu.
Penangkapan muncikari Soni Dewangga ini merupakan hasil pendalaman penyelidikan terkait kasus prostitusi online yang menimpa seorang finalis Putri Pariwisata.
Ya, seorang finalis Putri Pariwisata berinisial PA merupakan satu dari sekian banyak wanita yang dijajakan muncikari Soni Dewangga.
Lantas siapa sebenarnya Soni Dewangga itu?
Berikut fakta-fakta seputar Soni Dewangga muncikari prostitusi yang libatkan finalis Putri Pariwisata PA:
1. Masih Berstatus Mahasiswa
Pasca ditangkapnya finalis Putri Pariwisata PA di Hotel Purnama, Kota Batu, Malang pada Jumat (25/10/2019) lalu, muncikari Soni Dewangga menjadi buronan kepolisian.
Bahkan, Soni sudah masuk DPO Polda Jatim.
"Karena sudah resmi DPO, kami buka identitasnya biar tidak salah.
"S adalah Soni Dewangga, pria kelahiran 6 Agustus 1988 asal Jakarta, dan dia adalah mahasiswa," ungkap Direskrimum Polda Jatim Kombes Gideon Arif Setyawan.
2. Atasan Muncikari Finalis Putri Pariwisata
Meski masih berstatus mahasiswa, Soni sudah menjadi anggota jaringan muncikari yang berada di atas J, muncikari yang ditangkap bersama finalis Putri Pariwisata, PA.
Bersama muncikari J, Soni terbukti memfasilitasi terjadinya aksi prostitusi yang melibatkan PA.
Keduanya juga meraup untuk dari setiap transaksi prostitusi yang melibatkan PA dan lainnya.
3. Miliki 100 Talent
Pasca Soni tertangkap, terungkap pula jaringan prostitusi yang dipegangnya.
Tak cuma melibatkan PA, Soni juga menawarkan setidaknya 100 wanita lainnya atau yang ia sebut sebagai talent.
Dari 100 wanita yang dipegang Soni, 42 di antaranya berhubungan dengan praktik prostitusi online yang melibatkan artis VA pada awal tahun 2019.
Baca Juga: Hari Pahlawan, Yuk Napak Tilas Jejak Pertempuran Pejuang Arek-arek Surabaya pada 10 November
"42 talent masih beririsan dengan muncikari sebelumnya," ungkap Kapolda Jawa Timur Irjen Luki Hermawan.
4. Mampu Raup Rp 100 Juta Sekali Transaksi
Berstatus mahasiswa, muncikari Soni sudah mampu meraup Rp 100 juta dalam sekali transaksi.
Tentu, uang tersebut didapatnya dari bisnis haram prostitusi online.
Uang Rp 100 juta itu ia dapat dari tarif yang ia patok ke salah satu talent andalannya.
"Dari 16 juta, sampai 30 Juta bahkan ada 100 juta," sebut Luki.
5. Buat Klasifikasi Tubuh untuk Tentukan Tarif 100 Talent-nya
Menurut penjelasan Luki, Soni sendirilah yang memasang tarif-tarif tersebut.
Memiliki tarif yang bervariasi, ternyata Soni membuat sistem klasifikasi harga yang berbeda.
Harga tersebut ia tentukan menurut ciri fisik tubuh talent yang dipegangnya.
"Ada beberapa pengiriman konten, pengiriman konten ini spesifikasi seperti tinggi badan, berat badan, ukuran warna kulit, 34, 36, 38," jelas Luki.
6. Dua Talent Soni akan Diinterogasi Sebagai Saksi
Luki mengatakan, 100 talent yang dipegang Soni itu didapat dari pemeriksaan digital forensik.
"Sebanyak 100 talent tersebut didapatkan melalui pemeriksaan digital forensik," ucapnya,
Terkait dugaan adanya sosok publik figur di antara 100 talent tersebut, Luki masih belum mau merincinya.
Pasalnya, hingga kini penyidik dari Polda Jatim masih menyelidiki kasus ini.
Terkait hal tersebut, polisi sudah memanggil dua talent Soni, IS dan B, untuk diperiksa sebagai saksi.
"Kami sudah perintahkan kepada penyidik ada inisial IS dan B yang akan kami dalami lagi dan kami lakukan pemeriksaan. Nanti tanya kepada penyidiknya, ya," pungkas Luki. (*)
Source | : | Surya Malang,kompas.com |
Penulis | : | Agil Hari Santoso |
Editor | : | Agil Hari Santoso |