Laporan Reporter Grid.ID, Afif Khoirul Muttaqin
Grid.ID - Harakiri merupakan sebuah ritual khusus bagi samurai setelah menjalan kan misi.
Namun, harakiri merupakan suatu hal yang mengerikan karena Samuari dituntut untuk melakukan bunuh diri.
Bukan tanpa sebab namun, hal ini adalah Bushido atau aturan Jalan Hidup seorang samurai.
Ketika seorang samuarai gagal dalam menjalankan misi dan kembali dengan tangan kosong.
Tak ada pilihan lain selain melakukan bunuh diri terhormat (Harakiri), karena hal ini adalah satu-satunya pilihan.
Namun, hal ini juga berdampak pada istri dari samurai yang melakukan Harakiri.
Melansir Ancient Pages, setelah suaminya meninggal karena Harakiri, istri para samurai ini melakukan ritual bunuh diri yang disebut dengan Jigai.
Jigai biasanya dipraktikkan oleh istri samurai yang telah melakukan Seppuku, atau oleh orang-orang yang telah membawa penghinaan kepada keluarga.
Hal itu juga dilakukan oleh wanita keluarga samurai untuk menjaga kehormatan seseorang jika sebuah kekalahan militer sudah dekat.
Seperti misalnya jika istana mereka akan jatuh atau untuk mencegah pemerkosaan.
(BACA: Sambut Musim Semi, Jepang Akan Hadirkan Kopi Beraroma Sakura)
Jigai dilakukan dengan membuat sayatan garis miring yang dalam ke perut.
Salah satu kasus Jigai paling terkenal adalah di akhir Perang Boshin, keluarga Saigo sendiri melihat 22 wanita melakukan Jigai daripada menyerah.
Berbeda dengan Seppuku, Jigai bisa dilakukan tanpa bantuan, yang mendasar bagi Seppuku. (*)
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Penulis | : | Violina Angeline |
Editor | : | Violina Angeline |