Tim menggunakan electroencephalography (EEG) untuk mengamati otak setiap bayi dan menempatkan sensor gerakan pada torso mereka untuk merekam cegukan mereka.
Baca Juga: Demi Totalitas Peran, Luna Maya Masukan Tiga Kentang ke Mulut Sekaligus!
Mereka menemukan, cegukan menyebabkan kontraksi otot diafragma. Perubahan fisik ini memicu gelombang otak di korteks otak.
Serangkaian cegukan menyebabkan gelombang besar, yang kemudian memungkinkan otak untuk menghubungkan suara "hic" dengan kontraksi otot diafragma.
"Aktivitas yang dihasilkan dari cegukan kemungkinan membantu otak bayi untuk belajar bagaimana memonitor otot-otot pernapasan, sehingga pada akhirnya pernapasan dapat dikontrol secara sukarela dengan menggerakkan diafragma ke atas dan ke bawah," jelas Lorenzo Fabrizi, penulis studi senior dari University College London.
"Ketika kita dilahirkan, sirkuit yang memproses sensasi tubuh tidak sepenuhnya berkembang, sehingga pembentukan jaringan semacam itu merupakan tonggak perkembangan penting bagi bayi baru lahir."
Sebuah studi sebelumnya oleh Fabrizi dan rekan-rekannya mengatakan, ketika bayi menendang rahim, mereka mungkin sedang membuat "peta mental" dari tubuh mereka sendiri.
Penelitian terbaru mendukung temuan sebelumnya, bahwa aktivitas tertentu di dalam rahim dan setelah kelahiran berkontribusi pada pengembangan koneksi otak pada bayi.
Whitehead mengatakan, cegukan pada orang dewasa umumnya dianggap menjengkelkan.
Tetapi bisa jadi itu adalah sisa dari masa bayi ketika memiliki fungsi penting di masanya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Panik, Cegukan pada Bayi Bermanfaat untuk Perkembangan Otak Lho"
5 Arti Mimpi Pakai Lisptik Hitam, Benarkah Simbol Kekecewaan? Simak Penjelasannya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |