Grid.ID - Setelah dipersunting oleh Reino Barack, Syahrini kerap terlihat memamerkan keluarganya, termasuk sang mertua, Rosano Barack dan Reiko Barack.
Meski nama Rosano Barack asing di telinga masyarakat awam, namun mertua Syahrini ini justru moncer di dunia bisnis Tanah Air.
Pasalnya, Rosano Barack dikenal sebagai pengusaha sukses dan memegang jabatan tinggi di beberapa perusahaan besar Indonesia.
Melansir laman Tribun Style, pada Senin (2/12/2019), Rosano merupakan salah satu pendiri sekaligus pemegang saham di PT Global Mediacom Tbk.
PT Global Mediacom merupakan perusahaan investor terutama perusahaan media, juga telekomunikasi.
Baca Juga: Unggah Foto Sungkeman dengan Rosano Barack, Syahrini Ungkap Sosok Ayah Reino Barack di Matanya
Tak main-main, Rosano juga memegang jabatan penting di perusahaan tersebut, yakni sebagai Vice President Director.
Selain menjadi Vice President Director PT Global Mediacom, Rosano juga memegang jabatan penting di 4 perusahaan besar lain di Indonesia.
Diantaranya, President Commissioner PT Panasonic Manufacturing Indonesia, President Director PT Nusadua Graha Internasional.
President Director PT Plaza Indonesia Realty Tbk, komisaris PT Panasonic Gobel Indonesia, dan PT Jabazeka Plaza Indonesia.
Di balik jabatannya yang mentereng, siapa sangka Rosano justru pernah tersandung kasus Pipanisasi pengangkutan BBM di Pulau Jawa, awal tahun 2000-an silam.
Baca Juga: Syahrini Ketiban Durian Runtuh! Simak 4 Fakta Calon Mertua Incess yang Tajir Melintir, Rosano Barack
Saat itu, Rosano menduduki posisi direktur utama PT Triharsa Bimanusa Tunggal (TBT), periode 1997 - 1998.
Dikutip dari laman Hukumonline.com, Senin (2/12/2019), Rosano ditetapkan sebagai tersangka utama dalam kasus dugaan korupsi skandal proyek Pipanisasi Jawa senilai 306 Juta dollar Amerika.
Tak sendiri, Rosano ditetapkan sebagai tersangka bersama dengan mantan Direktur Utama Pertamina, Faisal Abdaoe.
Kasus skandal Pipanisasi yang menyeret ayah mertua Syahrini ini berawal dari penunjukkan proyek Pipanisasi Jawa oleh Pertamina kepada PT TBT tanpa mengacu pada Keppres No. 29 Tahun 1994.
Pada kontrak tersebut, Rosano menyepakati untuk menyediakan seluruh anggaran proyek tanpa harus membebani pihak Pertamina.
Perjanjian antara PT TBT dan pihak Pertamina tertuang dalam Deal Transfer Agreement (DTA).
Dalam peraturan tersebut telah tertulis bahwa pembayaran kompensasi proyek akan melalui sistem trought see agreement.
Dengan peraturan yang telah dibuat, aliran minyak akan mengalir dalam pipa tersebut selama 10 tahun konsesi, dan setelah selesai akan diserahkan kepada Pertamina.
Namun, Rosano Barack menyerahkan proyek tersebut kepada Pertamina, sebelum merampungkannya.
Rosano bardalih bahwa saat itu perusahaannya tak mampu lagi membiayai proyek tersebut, karena susahnya pinjaman dana dari luar negeri.
Tak hanya itu, Rosano juga beralasan bahwa adanya pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk Keppres No. 31 tahun 1991 tentang ketentuan tender proyek, menjadi hambatan pada proyek Pipanisasi Jawa.
Selain memutuskan sepihak perjanjian dengan Pertamina, PT TBT juga melakukan klaim terhadap proyek kepada Pertamina sebesar 14,48 persen dari seluruh proyek yang telah dikerjakan oleh PT TBT.
PT TBT juga melakukan klaim berupa work value design engineering sebesar 31 juta dollar Amerika.
Namun, dari perhitungan Pertamina, nilai kerja PT TBT hanya sebesar 6 persen atau sekitar 14 juta dollar Amerika.
Dari kasus tersebut, negara mengalami kerugian sebesar USD 17 juta atau sekitar Rp 239 miliar hingga USD20 juta atau sekitar Rp281 miliar.
Klaim tersebut pun langsung dikabulkan pihak Pertamina tanpa melakukan pengecekan terlebih dahulu, yang membuat proyek tersebut menjadi beban yang harus ditanggung negara.
Kasus yang menyeret nama Rosano ini terkuak kembali setelah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok resmi dilantik sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) beberapa waktu lalu.
Dilansir dari laman Tribun Palembang, netizen pun ramai menyindir mertua Syahrini bakal kena ciduk, karena Ahok kini menjadi Komisaris Utama PT Pertamina.
Sindiran tersebut dilontarkan netizen di laman Instagram @danu99nyinyir.
Ya, Ahok memang diberi mandat oleh Presiden Jokowi untuk meningkatkan produksi minyak agar mengurangi import, serta memberantas mafia migas yang ada di Indonesia.
"Ayo pak Ahok penjarain semua tuh mafia migas sampai ke anak dan menantunya, mereka juga menikmati hasil dari mertua yang jadi mafia," komentar @oktarinif.
"Aman-aman selama ini dah ga ke up hartanya, eh ada yang pamer, astaga nyesel jadi mertua," tulis @oepiekpoenya.
"Mamam tuh mamam, nggak bisa jadi gembong mafia lagi dong," komentar niarra.hayu.
(*)
5 Tips Mix and Match Celana High Waisted, Bisa Jadi Inspirasi Fashionmu Biar Keliatan Jenjang!
Source | : | Tribun Style,hukumonline.com,tribun palembang |
Penulis | : | Nopsi Marga |
Editor | : | Nopsi Marga |