Laporan Wartawan Grid.ID, Mia Della Vita
Grid.ID - Jesica Fitriana Martasari wakil Indonesia nyaris memenangkan Miss Supranational 2019 dalam gelaran Grand Final Miss Supranational 2019 di Polandia, Sabtu (7/12/2019).
Sayangnya, Jesica Fitriana Martasari harus mengikhlaskan mahkota Miss Supranational 2019 kepada Anntonia Porsild dari Thailand.
Jesica Fitriana Martasari hanya mampu meraih posisi Runner Up 2 Miss Supranational 2019.
Pencapaian Jessica ini juga diumumkan lewat akun Instagram @misssupranational, Sabtu (7/12/2019).
"Selamat kepada Jessica Fitriana Martasari dari Indonesia dimahkotai Runner kedua di Miss Supranational 2019," bunyi keterangan unggahan Miss Supranational 2019.
Sementara untuk Runner Up 1 ditempati Miss Namibia, Yana Haenisch.
Runner Up 3 ditempati Miss Peru Janick Maceta dan Runner Up 4 ditempati Miss Venezuela Gabriela de La Cruz.
Kabar baiknya, tak hanya berhasil menjadi Runner Up 2, Jessica Fitriana Martasari juga meraih penghargaan spesial lainnya yakni Supra Fan Vote Winner dan Runner Up 2 Best National Costume Miss Supranational 2019.
Miss Supranational adalah sebuah kontes kecantikan yang dicetuskan oleh World Beauty Association dan berkantor pusat di Panama.
Organisasi ini telah berpengalaman selama 20 tahun dalam industri kontes kecantikan.
Dibandingkan gelaran kontes kecantikan lain, Miss Supranational tergolong muda karena baru dilaksanakan sejak 2009.
Ajang Miss Supranational diklaim sebagai satu dari tiga kontes kecantikan yang paling bergengsi di dunia.
Baca Juga: Mengintip Kecantikan Paripurna Finalis Miss Supranational 2016
Memiliki tiga moto, yaitu glamour, fashion dan natural beauty, kontes ini berfokus pada kecantikan yang natural dan keanggunan.
Nah, Jessica Fitriana menjadi mewakili di Indonesia di Miss Supranational 2019.
Puteri Indonesia Pariwisata 2019 tersebut bersaing dengan 77 kontestan dari 77 negara di dunia.
Jesica Fitriana juga telah mengikuti masa karantina sejak 18 November di Polandia.
Sebelum mengikuti Grand Final Miss Supranational 2019, Jesica sempat menceritakan perjuangan hidupnya.
Ia juga mengunggah serangkaian foto masa kecilnya hingga saat ini untuk menunjukkan perubahan dirinya.
Berawal dari Mimpi Menjadi Seorang Putri seperti Rapunzel
Perjalanan Jesica hingga menjadi runner 2 Miss Supranational bukanlah sesuatu yang mudah dilalui.
Ia cukup membutuhkan waktu lama untuk mengubah hidupnya sampai di titik ini.
Lewat Instagramnya, wanita berusia 24 tahun ini mengaku semuanya berawal dari bermimpi menjadi seorang putri seperti Rapunzel.
Impian itu kemudian menjadi kenyataan setelah ia berjuang selama dua tahun.
Baca Juga: Intip Penampilan Barbie Kumalasari saat Foto Bareng Puteri Indonesia, Netizen: Cantik Dua-duanya
Pernah Jadi Korban Bullying
Jesica mengatakan pernah mendapatkan body shaming karena berat badannya.
Waktu kecil, ia tidaklah seramping seperti sekarang ini.
Seperti dilihat dari foto yang diunggahnya, ia tampak memiliki tubuh padat berisi dan pipi chubby menggemaskan.
"Saya menemukan tekad saya setelah diintimidasi karena saya kelebihan berat badan."
"Ini memaksa saya untuk mulai memiliki gaya hidup sehat, dan mulai mencintai diri sendiri."
"Saya juga menerima tekanan karena omongan saya dari beberapa haters," kata Jesica.
Tapi syukurnya, ia berhasil melewati masa-masa kelam itu.
"Alhamdulillah, saya telah melewati semua itu dan saya dicintai oleh begitu banyak orang sebagai sistem pendukung saya," ungkapnya.
Lulusan Cumlaude ITB Jurusan Business & Management
Tidak hanya cantik, ia juga merupakan lulusan dari salah satu universitas terbaik di Indonesia.
Perempuan asal Bogor, Jawa Barat ini menyelesaikan kuliahnya di Institut Teknologi Bandung jurusan Business and Management dengan status Cumlaude.
Meski begitu, Jesica masih tetap merendah ketika berbicara soal latar belakangnya.
"Saya hanya seorang sarjana biasa, tanpa memiliki latar belakang pengalaman berdiri di depan penonton dan saya bahkan tidak tahu bagaimana melakukan catwalk," kata Jesica.
Baca Juga: Berguru pada Gandhi Fernando, Rosa Meldianti Bertekad Bulat Ikuti Ajang Puteri Indonesia!
Dari Model hingga Berlaga di Miss Supranational 2019
Sejak belia, Jesica telah bekerja sebagai model, bahkan ia juga terpilih sebagai Mojang Bogor.
Jesica kemudian melaju ke kontes Puteri Indonesia 2019 sebagai perwakilan dari Jawa Barat.
Di ajang tersebut, ia terpilih sebagai pemenang Puteri Indonesia Pariwisata di Jakarta Convention Center, Jakarta, Indonesia pada tanggal 8 Maret 2019.
Baca Juga: Idap Autoimune Puteri Indonesia 2009 Qory Sandioriva Pilih Pekerjaan Ini Sekarang
Sebagai Puteri Indonesia Pariwisata 2019, Jesica berhak mewakili Indonesia di ajang Miss Supranational 2019 yang diselenggarakan pada bulan Desember 2019 di Polandia.
"Tahun ini, saya telah belajar dan tumbuh begitu banyak untuk menjadi orang yang lebih baik, untuk dapat mewakili negara saya: Indonesia."
"Ya, saya bangga dan juga berterima kasih kepada diri sendiri, karena saya tidak pernah menyerah pada kehidupan."
"Bahkan untuk sekali pun. Meskipun saya benar-benar berada di bawah," lanjutnya.
Aktif Sebagai Aktivis ADHA
Selain menjadi model, Jesica turut tergabungnya sebagai aktivis yang fokus pada ADHA, anak-anak yang terinfeksi penyakit HIV atau AIDS yang diturunkan oleh orang tuanya.
Pada beberapa kesempatan, Jesica kerap tergabung dalam acara seminar kampanye untuk menghapus stigma terhadap para penderita HIV yang dapat membuat para ADHA menjadi depresi dan menghambat proses penyembuhannya.
Ia juga kerap melakukan kunjungan ke salah satu rumah ADHA di kawasan Bogor.
"Sekarang, saya berharap saya bisa menjadi inspirasi bagi orang-orang di sekitar saya, terutama bagi anak-anak saya yang menderita HIV / AIDS untuk tetap hidup dan mencapai impian mereka."
"Kontes kecantikan telah memberi saya banyak pelajaran berharga untuk membantu saya menjadi orang yang berguna bagi orang lain/ komunitas, dan tidak hanya untuk diri saya sendiri," katanya.
Di akhir postingannya, Jesica berterima kasih semua orang yang selalu mendukungnya di saat senang maupun susah.
"Tolong terus kirimkan doa-doamu. Terima kasih," tandas Jessica.
(*)
Source | : | |
Penulis | : | Mia Della Vita |
Editor | : | Deshinta Nindya A |