Laporan Wartawan Grid.ID, Fabia Nurmauli Rosales
Grid.ID - Seorang ibu hamil asal Desa Liselande, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Ende, Flores, NTT harus melahirkan di pondok karena melintasi jalanan rusak,Kamis (12/12/2019).
Dikutip Grid.ID dari Kompas.com pada Jumat (13/12/2019), Karolina Karo juga harus digotong bersama suami dan seorang pemuda karena sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakit.
Karolina dan sang suami yang hendak menuju Puskesmas Kotabaru untuk melahirkan harus menempuh jarak sekitar 17 kilometer dari desanya.
Baca Juga: Intip 4 Gaya Luna Maya Saat Menikmati Liburan Musim Gugur di Jepang
Dengan kondisi jalanan yang rusak membuat sang suami berhati-hati dalam mengendarai motor.
Karolina yang baru menempuh perjalanan sejauh 3 kilometer, tiba-tiba merasakan bahwa dirinya sudah mau melahirkan.
Saat rasa sakit yang ia rasakan sudah tak bisa terbendung, Karolina menyuruh sang suami untuk berhenti.
Baca Juga: Lihat Kasus Body Shaming Merajalela di Tanah Air, Cinta Laura: No Body's Perfect.
Dengan dibantu oleh seorang pemuda dan sang suami Karolina menepi pada sebuah pondok.
Setelah beberapa saat, Karolina pun akhirnya melahirkan seorang bayi perempuan.
Proses melahirkanya dibantu oleh bidan sukarela Agustina.
"Benar, Kejadian itu kemarin pagi. Ibu Karolina mau diantar ke Puskesmas Kotabaru untuk melahirkam.”
“Dalam perjalanan, Ibu Karolina mengeluh sakit dan melahirkan di pondok.”
“Puji Tuhan, anak dan ibu selamat," ungkap Agustina melalui sambungan telepon yang dikutip dari Kompas.com pada Jumat (13/12/2019).
Baca Juga: Intip Gaya Kahiyang Ayu dan Dokter Irene Lakukan Pemotretan Pegang Ular Sanca, Keren Banget!
Kisah seorang ibu yang melahirkan juga baru-baru ini viral di Facebook mencuri perhatian netizen.
Pasalnya ibu tersebut ditolak rumah sakit saat hendak melahirkan karena tidak membawa KTP.
Dikutip Grid.ID dari TribunNews.com pada Sabtu (14/12/2019), kisah tragis tersebut harus dialami oleh keluarga kecil seorang warga Malaysia.
Seorang dengan akun Facebook Kelana jagat membagikan kisahnya.
Awalnya sang istri yang mengalami pecah ketuban pada Minggu (8/12/2019) pagi.
Bayi yang ada dalam kandungan sang istrinya itu telah keluar separuh.
Dia yang panik melihat anaknya dalam posisi sungsang tersebut akhirnya membawa sang istri kerumah sakit di Malaysia.
Karena tidak fokus akhrinya sang suami kelupaan dalam membawa dokumen penting sang istri.
Saat sampai di rumah sakit, pihaknya meminta dirinya untuk kembali kerumah untuk mengambil KTP istrinya.
Setelah 30 menit mempermasalahkan KTP akhirnya sang istri baru diberikan perawatan.
Kabar mengenai anaknya membuat tubuhnya bergetar setelah mengetahui bahwa tubuh anaknya membiru dan mengalami pendarahan internal stadium 4.
Setelahnya tepat pukul 15.31 waktu setempat, ia harus rela kehilangan anak keduanya.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnes.com |
Penulis | : | Fabia Nurmauli Rosales |
Editor | : | Okki Margaretha |