Berdasarkan pengalaman, bulan Agustus dan September dianggap sebagai bulan yang terbaik untuk menjalankan sorti penerbangan karena kumpulan awan relatif rendah sehingga sasaran mudah sekali terlihat dari atas.
Aktivitas U-2 meningkat pada 1963 ketika Indonesia mulai mengoperasikan pesawat-pesawat dan sistem senjata lain hasil pembelian dari Uni Soviet.
Amerika Serikat memandang bahwa pembangunan militer dan kedatangan penasihat militer Soviet dianggap mengancam keberadaan Australia dan pangkalan AS di Filipina.
Oleh karena itu, CIA diminta menerbangkan kembali U-2 di atas Indonesia karena hasil pengintaian satelit mata-mata KH-11 Keyhole dianggap kurang memadai.
(Baca juga: Akibat Usil dan Ceroboh, Mata Anak Ini Terjepit Resleting Jaketnya Sendiri Saat Bermain)
Pengintaian atas Indonesia dilakukan U-2 yang diterbangkan secara feri dari Edwards Air Force Base di AS, beserta dukungan dari pesawat tanker KC-135.
Perlengkapan dan awaknya diterbangkan langsung ke pangkalan aju yang dirahasiakan untuk mempersiapkan kedatangan U-2.
CIA tidak pernah membuka lokasi pangkalan aju ini, tetapi diduga ada di Filipina karena memudahkan CIA untuk melakukan penerbangan di Indonesia dan Vietnam sekaligus, yang saat itu juga tengah menghangat.
Hasil pemotretan U-2 dan satelit KH-11 Keyhole atas seluruh instalasi militer Indonesia boleh dikatakan lengkap.
(Baca juga: 5 Fakta di Balik Meninggalnya Santi, TKW Asal Indonesia yang Jenazahnya Disimpan Dalam Lemari)
Pangkalan Udara Polonia di Medan yang digunakan sebagai staging base untuk operasi konfrontasi Dwikora, Kalijati di Subang, Bogor, Halim, dan Kemayoran di Jakarta yang diisi MiG-17 dan 21 diabadikan dengan jelas oleh kamera yang dibawa U-2.
Iswahyudi Madiun yang merupakan sarang Tu-16 Badger dan pangkalan udara Juanda serta Waru di Jawa Timur yang digunakan sebagai pangkalan pesawat pembom Il-28 Beagle juga tak luput dari pengintaian U-2.
Tidak hanya itu, U-2 juga berhasil memotret seluruh situs rudal S-75/SA-2 Guideline yang mempertahankan Jakarta.
Foto tempat pelatihan awak SA-2 AURI di Bandung pun juga dikoleksi lengkap.
(Baca juga: VIDEO : Aksi Menggemaskan Seorang Balita Menari Sembari Menangis di Atas Panggung)
Hasil pemotretannya sangat detil. Boleh dikatakan bahwa Indonesia seperti ditelanjangi walau sudah dilengkapi dan dipersenjatai dengan alutsista Blok Timur terbaik saat itu.
Tidak hanya mengidentifikasi jumlah peluncur, bahkan titik penempatan radar dan kendaraan pendukungnya pun bisa diidentifikasikan. AS memang sangat menaruh perhatian pada SA-2 yang saat itu hanya digunakan oleh Mesir dan Indonesia di luar Uni Soviet.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah pernah tayang di Intisari dengan judul Pesawat Kiriman CIA Ini Sering Terbang di Langit Indonesia Tanpa Pernah Terdeteksi.
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |