Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Suminar
Grid.ID – Kekayaan kain nusantara dengan pesona motifnya yang beragam seperti tenun merupakan salah satu kebanggan yang dimiliki oleh Indonesia.
Tenun sudah sangat banyak diminati dan diakui oleh masyarakat Indonesia maupun masyarakat internasional lewat banyaknya peragaan busana desainer asal Indonesia yang membantu melestarikan tenun.
Namun sayangnya, ada satu daerah sentra tenun yang belum dikenal oleh masyarakat luas.
Desa Pringgasela merupakan sentra tenun ikat di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kegiatan menenun di desa Pringgasela mayoritas dilakukan oleh kaum perempuan sebagai mata pencaharian.
Meskipun penghasil tenun, tetapi desa Pringgasela belum dikenal seara luas dibandingkan oleh tenun dari daerah lain.
Ini yang mendorong desainer Indonesia Wignyo Rahadi untuk lebih mengangkat tenun Pringgasela lebih dikenal di dalam negeri dan di dunia.
Salah satu contoh yang dilakukan oleh Wignyo Rahadi ialah membuat kain tenun Pringgasela menjadi sebuah koleksi busana yang apik dalam acara Pesona Busana dan Aksesoris Nusantara 2018 di Jakarta.
"Di desa ini banyak sungai jadi dia hanya mempunyai motif yang sangat simpel seperti garis-garis. Nah, saya sebagai desainer jadi lebih leluasa dalam membuat ini yang looknya modern," ucap Wignyo Rahadi saat ditemui Grid.ID dalam acara Pesona Busana dan Aksesoris Nusantara 2018, Jakarta, Rabu (14/03/2018).
(Tampil Dengan Kain Tenun, 4 Gaya Kasual dan Simpel ala Dian Sastro Ini Cantik Banget! Khas Indonesia)
Tidak hanya di Jakarta saja, Wignyo Rahadi juga akan membawa tenun Pringgasela ini ke Jepang, loh.
"Saya akan bawa koleksi dari tenun Pringgasela ini ke Tokyo Jepang dalam fashion show "Indonesia Kain Party" pada awal April 2018, di KBRI" tambahnya.
Ia pun mengungkapkan ada 10 koleksinya yang diboyong pada acara tersebut, di mana koleksi tersebut merupakan koleksi ready to wear.
"Nanti bawa 10 koleksi ready to wear yang deluxe, nggak culture banget. Kita ngejarnya secara produksi dan market bisa lebih secara leluasa dibanding yang culture custom gitu," terangnya.
(Keindahan Tenun dalam Balutan Busana Karya Biyan Wanaatmadja)
Wignyo Rahadi berusaha menggaet pasar di Jepang dengan cara menampilkan koleksi dengan siluet khas Jepang dan pemilihan warna yang menarik.
"Selain show, saya juga ingin menggaet konsumen di Jepang, karena orang jepang suka dengan warna seperti warna-warna tanah, warna alam, seperti itu. Nah kalau desain tetap ada sentuhan kimononya, ada sentuhan obinya, masih ke arah Jepanglah siluetnya," jelas Wignyo Rahadi.
Mengapa ia membawa tenun Pringgasela ini ke Jepang? Ternyata Wignyo Rahadi mempunyai strategi tersendiri agar tenun ini bisa diakui di mata dunia.
(Koleksi Busana Kain Tenun Nusantara Karya Terbaru dari LeViCo Melenggang di Paris Fashion Week 2018
"Untuk dalam negeri udah dilakukan, walaupun masih sangat minim orang mengenal tenun ini. Kalau saya, bawa ke luar dulu, bikin heboh di luar dulu baru orang Indonesia mau ngeliat, mau meresponnya, seperti itu saya melihatnya," tuturnya.
Tidak hanya itu, bagi seorang Wignyo Rahadi, memiliki kain yang bagus saja tidak cukup.
"Kain yang bagus kalau hanya di dalam negeri aja itu dipandang sebelah mata, ketika show di luar dan orang-orang sana merespon bagus, baru kita di Indonesia merespon juga. Tenun indonesia ini sangat luar biasa, seluruh Indonesia punya tenun," tutup Wignyo Rahadi. (*)
Penulis | : | Ridho Nugroho |
Editor | : | Ridho Nugroho |