Grid.ID - Bosan merupakan salah satu perasaan yang bisa mengacaukan kehidupan bercinta pasangan.
Rasa bosan terkadang bisa menurunkan gairah untuk bercinta.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan rasa bosan dalah kehidupan bercinta.
Salah satunya adalah posisi yang digunakan saat bercinta.
( BACA : Bertemu Dua Kontestan Idol, Bunga Citra Lestari Bakal Bikin Project Baru?)
Setiap orang memiliki hasrat yang berbeda.
Melansir dari laman women's health, Grid.ID mengumpulkan beberapa posisi terbaik dalam bercinta yang bisa mengusir rasa bosan.
1.The lazy man
Posisi ini diperuntukkan bagi pria yang cukup malas.
Kamu bisa mencoba melakukan posisi ini di kamar mandi.
( BACA : Kisah Pilu Dibalik Kehidupan Dylan Sada, Model Indonesia yang Dianiaya Kekasihnya!)
Mintalah pasanganmu untuk duduk dengan posisi punggung bersandar di dinding.
Posisikan dirimu diatas pangkuan pasanganmu.
Dengan begini kamu bisa mengendalikan ritme dan kecepatan permainanmu.
2.The hot doggy
Posisi ini cocok dilakukan di musim dingin.
Ini adalah versi modifikasi dari doggy style yang mudah dilakukan di bawah selimut.
( BACA : Akibat 20 Jam Main Ponsel, Wanita Ini Alami Pembekuan Darah di Otak)
Jadi kamu tidak perlu merasa khawatir akan merasa kedinginan.
3.Seashell
Jika kamu sudah merencanakan libur akhir pekan bersama pasanganmu di pantai dan batal karena hujan, kamu enggak perlu cemas.
Kalian masih bisa menghabiskan kencan romantis kalian di hotel.
Kamu dan pasangan bisa mencoba posisi missionary, hanya bedanya posisi kakimu ditekuk ke arah dada.
( BACA : Tiongkok Kembangkan Kacamata Pintar Mirip yang Dipakai Son Goku di Serial Dragon Ball)
4.The stand
Posisi ini adalah ramuan untuk mengusi kebosananan saat kalian sedang menunggu sesuatu.
Kalian bisa mencobanya saat berada di dapur.
Biarkan pasanganmu mengambil alih dengan memelukmu dari belakang.
5.Cowgirl
Posisi ini dianggap sebagai posisi favorit kaum millenial.
( BACA : Tiongkok Kembangkan Kacamata Pintar Mirip yang Dipakai Son Goku di Serial Dragon Ball)
Posisi ini cukup menguntungkan kaum wanita karena mereka memiliki kontrol lebih besar untuk menstimulasi rangsangan. (*)
Penulis | : | Irma Joanita |
Editor | : | Irma Joanita |