Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Seorang siswi di salah satu pondok peantren di kecamatan Plaosan dikagetkan dengan temuan jasad bayi laki-laki saat hendak mencuci baju.
Jasad bayi itu ditemukan oleh AS pada Sabtu (21/12/2019) sekitar pukul 04.20 WIB.
“Kejadiannya Sabtu (21/12/2019) kemarin. Bayi laki ditemukan meninggal dengan posisi tengkurap di antara tumpukan baju dalam ember oleh salah satu siswi pesantren,” terang Kasatreskrim Polres Magetan AKP Sukatni.
Saat itu, AS yang hendak mencuci baju melihat ember baju kotor milik temannya, AF.
Karena tahu temannya itu sedang sakit, AS pun berniat mencucikan baju milik AF.
Namun, saat satu per satu baju AF yang berlumuran darah itu diambil, AS tiba-tiba kaget saat mendapati jasad bayi laki-laki di bawah tumpukan baju paling dasar.
“Karena baju di dalam ember tersebut banyak darah, maka saksi mengambil baju satu per satu. Ketika baju terakhir diambil dari dalam ember, saksi melihat bayi laki-laki dengan posisi tengkurap, yang diperkirakan sudah meninggal dunia,” terang Sukatni lebih lanjut, seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Atas temuannya ini, AS pun langsung melaporkannya ke pengurus pondok yang kemudian diteruskan ke Polsek Plaosan.
Menerima laporan ini, polisi pun segera mengevakuasi jasad bayi tersebut ke RSUD Dr Sayidiman, Magetan, untuk divisum.
“Prosesnya masih permintaan keterangan para saksi dan menunggu hasil visum resmi mayat bayi maupun orangtua kandung yang diduga yang melahirkan,” terang Sukatni.
Pelaku Bungkam
Selain mengevakuasi jasad bayi tersebut, polisi juga membawa AF ke Klinik Muhammadiyah, Desa pacalan.
Menurut tenaga medis di klinik tersebut mulanya AF tak mengaku dirinya baru saja melahirkan.
Af lebih banyak diam dan enggan menjawab perihal penemuan jasad bayi laki-laki tersebut.
Hal ini pun membuat polisi jengkel.
"Nutup semua, susah dimintai keterangan,” ujar Sukatni, seperti yang dikutip dari Tribunnews.com.
Hal senada diungkapkan penyidik dari Unit Perlindungan Anak dan Perempuan (PPA), Mimin.
AF hanya mau menjawab beberapa pertanyaan saja seperti nama, umur dan tempat lahir.
"Ditanya beberapa pertanyaan, yang dijawab hanya nama, umur dan tempat lahir. Oiya, pasien ini juga mengaku warga Jember dan menuntut ilmu di Ngrandu, Sumberagung, Plaosan, Magetan baru enam bulan lalu," jelas Kanit PPA Mimin.
Tak hanya itu, ketika polisi meminta perempuan yang lahir pada 10 Desember 1999 ini untuk membuka cadar pun dia tak mau.
"Saya bingung ditanya hanya dijawab nama, tanggal lahir dan asal. Disuruh buka cadar, untuk di foto, meski sesama perempuan gak mau. Jadi ya sabar," lanjutnya.
Kapolsek Plaosan, AKP Muhammad Munir Falevi, juga mengaku kesulitan mendapatkan informasi sebab saat diinterogasi, ibu dari bayi malang tersebut memilih bungkam.
Namun penyelidikan akan terus berlangsung usai dilakukan pembersihan rahim wanita yang masih berstatus nona itu.
"Kami masih terus mencari, mudah-mudahan bisa segera ditemukan atau terungkap siapa dalang kasus penelantaran anak," jelas AKP Munir Palevi.
(*)
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Arif Budhi Suryanto |
Editor | : | Okki Margaretha |