Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Salah satu korban selamat dalam kecelakaan maut yang terjadi di Pagar Alam, Sumatra Selatan, menceritakan kronologi kejadian yang menimpa ia dan 36 penumpang lain pada Selasa (24/12/2019) dini hari.
Dengan kondisi masih terbaring di atas kasur dengan infus di tangan kirinya, Hasanah (52), menceritakan beberapa kejadian yang sempat ia alami saat menumpang Bus Sriwijaya dari Bengkulu ke Palembang.
Dikatakannya, sebelum menabrak tembok penahan hingga akhirnya terjun ke bawah aliran Sungai Lematang, ada beberapa kejadian yang dialami.
Mulai dari bus yang ditumpanginya ditabrak mini bus hingga sempat bersitegang dengan sang supir travel.
Namun, akhirnya mereka telah berdamai sebelum akhirnya penumpang diturunkan di rumah makan di sekitar Pendopo.
Tak berselang lama, kejadian lain kembali menimpa penumpang bus dengan rute Bengkulu - Palembang ini.
Bus Sriwijaya yang mereka tumpangi tiba-tiba saja masuk ke selokan hingga hampir terbalik.
"Di ujung Pendopo (Kabupaten Empat Lawang), bus kami masuk siring (selokan) dan hampir terbalik. Kami turun semua," katanya saat ditemui RSUD Besemah Pagaralam.
Beruntung ada pengendara lain yang kebetulan lewat dan menolong mereka dan bus pun dapat melanjutkan perjalanannya kembali.
Rem Blong
Setelah beberapa kejadian itu, Bus Sriwijaya kembali melaju dengan kencang hingga tiba-tiba, dikatakan Hasanah, kendaraan yang ia tumpangi itu menabrak sesuatu hingga akhrinya terjun ke jurang.
"Dia ngebut dan tiba-tiba nabrak kencang. Tahu-tahu kami sudah ada di dalam air," katanya.
Sementara itu, menurut keterangan Kapolres Pagar Alam, AKBP Dolly Gumara, melalui Kasat Lantas, Iptu Rizky Mozam, kecelakaan yang terjadi diakibatkan bus mengalami rem blong.
"Dugaan sementara bus ini remnya blong sehingga menyebabkan kecelakan," katanya seperti yang dilansir dari Tribunnews.com.
Sebelum jatuh ke Jurang Liku Lematang, bus yang membawa 37 penumpang ini sempat menabrak tembok penahan yang ada di bahu jalan.
"Sebelum jatuh ke jurang, bus ini terlebih dahulu menabrak tembok penahan Liku Lematang dan jatuh ke bawah aliran Sungai Lematang dengan ketinggian kurang lebih 80 meter," kata Rizky.
Proses evakuasi pun terbilang cukup sulit lantaran setengah badan bus tenggelam dalam sungai hingga mengharuskan petugas untuk menyelam.
"Evakuasi sedikit sulit karena separuh badan bus berada dalam aliran sungai. Jadi petugas harus menyelam untuk bisa mengambil korban," kata Rizky.
Nenek Hasanah sendiri berhasil selamat setelah memecahkan kaca dan berpegangan kepada batang pohon.
"Saya pegang cucu saya. Teman-teman saya langsung pecahkan kaca, kami keluar," ujarnya yang duduk di nomor 4 dari belakang bus.
Ia dan cucunya pun sempat berteriak minta tolong namun karena kejadiannya berlangsung pada malam hari jadi belum ada orang yang mendengar teriakan mereka.
"Dari situ, kami berpegangan dengan batang. Kalau tidak, kami akan hanyut karena air sangat deras. Kami teriak-teriak. Belum ada yang tolong karena kejadiannya malam," ungkap Hasana."
(*)
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | Arif Budhi Suryanto |
Editor | : | Okki Margaretha |