Laporan Wartawan Grid.ID, Seto Ajinugroho
Grid.ID - Pada 8 Januari 1996, petugas Mission Aviation Fellowship Wamena dengan tergesa-gesa melapor ke Kodim Jayawijaya, Irian Jaya.
Mereka melaporkan bahwa ada kelompok ekspedisi yang terdiri dari orang Indonesia dan asing yang diculik oleh gerombolan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Kelompok peneliti itu bernama Tim Lorentz '95.
Dinamai demikian karena mengenang orang asal Belanda yang sudah melakukan ekspedisi sebelumnya, Hendrikus Albertus Lorentz, di tanah Papua pada 1871.
( BACA JUGA: Hannah Al Rashid Angkat Bicara Soal Perkawinan di Bawah Umur )
Tim Lorentz terdiri dari warga negara Indonesia dan warga negara Inggris.
Tim Ekspedisi semuanya berjumlah 11 orang.
Ekspedisi ini bertujuan untuk meneliti semua yang ada di taman nasional Lorentz, Irian Jaya.
Ekspedisi itu rencananya digelar pada tahun 1995-1996.
( BACA JUGA: Ditembak Pemain AC Milan, Ternyata Ini 8 Pesona Si Cantik Dilraba Dilmurat! )
Hingga mereka diculik dan ditawan oleh OPM pimpinan Kelly Kwalik saat melakukan penelitian di dalam taman nasional Lorentz.
Tepatnya mereka disandera di desa Mapenduma.
Permintaan OPM untuk menebus sandera ialah kemerdekaan penuh untuk Iria Jaya.
OPM menginginkan Irian untuk lepas dari pangkuan Ibu Pertiwi.
( BACA JUGA: Umroh, Syahrini Dikatakan Mendapat Tiket Gratis dan Paket Umroh dari First Travel Senilai 1M )
Kodim Jayawijaya kemudian melaporkan kejadian ini ke pusat.
Prabowo Subianto yang saat itu menjabat sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus langsung diberi perintah untuk menggelar aksi militer pembebasan sandera.
Karena wilayah operasi yang dipenuhi hutan lebat dan tebing curam, serta pihak OPM yang mengenal betul medan, maka menyulitkan TNI untuk menentukan posisi para tawanan dan OPM.
( BACA JUGA: Kece Badai, Ayu Ting Ting Kembali Ubah Gaya Rambut, Cocok Nggak? )
TNI kemudian memanfaatkan tawaran dari Angkatan Bersenjata Singapura.
Singapura berbaik hati meminjamkan sebuah pesawat Nirawak (UAV) bernama 'Mazlat Scout' atau lebih terkenal dengan nama 'Searcher' buatan Israel Aerospace Industries (IAI).
Israel memang sudah kondang namanya dalam hal pembuatan UAV.
Memang pada saat itu TNI belum mempunyai pesawat Nirawak sejenis Searcher dalam inventori alutsistanya.
( BACA JUGA: Mantan Pegawai First Travel Bocorkan Artis Lain yang Turut Dapat Fasilitas Mewah! )
Bahkan pihak US Army juga meminjamkan alat penglihatan malam (Night Vision Google) kepada TNI untuk operasi pembebasan sandera Mapenduma.
Dengan memanfaatkan UAV ini, posisi sandera dan OPM dapat dipetakan dengan mudah.
Maka pagi-pagi buta tanggal 9 Mei 1996, TNI yang terdiri dari Kopassus dan unsur tempur lainnya, macam Kostrad, menyergap OPM pimpinan Kelly Kwalik.
Mereka berhasil membebaskan sandera di desa Mapenduma.
( BACA JUGA: Jonas Rivanno Berulang Tahun, Asmirandah Tulis Ucapan Romantis )
Sergapan ini dilaksanakan setelah negosiasi gagal antara kedua belah pihak.
Operasi ini dianggap berhasil walaupun dua orang sandera dibunuh oleh OPM. (*)
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Source | : | Angkasa |
Penulis | : | Nindya Galuh Aprillia |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |