Laporan Wartawan Grid.ID, Seto Aji N
Grid.ID - Saat Perang Dunia II terjadi, Nazi Jerman melalui komandan 'Reichsführer' Waffen SS, Heinrich Himmler memperkenalkan apa itu yang disebut 'solusi akhir.'
'Solusi akhir' ada karena Fuhrer Nazi, Adolf Hitler ingin memusnahkan kaum Yahudi dari muka bumi.
Yang dimaksud 'Solusi Akhir' ini ialah pembantaian besar-besaran yang dilakukan Nazi untuk bangsa Yahudi.
Sayangnya, bukan hanya kaum Yahudi saja yang mendapat 'solusi akhir' dari Nazi.
Ada pula korban lain yakni kaum gipsi, komunis, homoseksual, freemason, slavia, liberal, Polandia dan masih banyak dari bangsa lain.
(BACA : Jangan Asal Pilih Botol Susu Anak, Salah-salah Bisa Jadi Pemicu Penyakit)
'Solusi Akhir' ini begitu mengerikan dalam prosesnya.
Himmler menyuruh SS dan Gestapo (polisi rahasia Nazi) membunuhi kaum Yahudi dengan segala cara.
Cara-cara pembunuhannya pun boleh dibilang terlalu kejam.
Ada yang digantung, ditembak oleh regu penembak secara membabi buta dan masih banyak lainnya.
Tentunya yang paling terkenal dari proses 'solusi akhir' adalah peristiwa di kamp konsentrasi macam Auschwitz dan Treblinka yang berada di Polandia.
Kaum Yahudi dan lainnya mengalami penyiksaan hebat sebelum di eksekusi mati di dua kamp tersebut.
(BACA : Butuh Modal yang Banyak, Ini 5 Hobi Termahal yang Pernah Ada)
Eksekusi matinya pun terbilang mengerikan.
Semua calon korban eksekusi baik lelaki maupun perempuan, tua, muda diminta untuk melepas baju dan memasuki ruangan besar yang di dalamnya terdapat banyak shower untuk mandi.
Mengira akan mandi, yang keluar dari lubang shower adalah gas sarin, sebuah zat kimia beracun berwarna kuning.
Tak ayal semua orang di dalam ruangan itu mati karena menghirup gas beracun itu.
Baru setelah kekalahan Jerman dalam Perang Dunia II, kedua kamp konsentrasi ini dapat diketemukan oleh tentara sekutu.
(BACA : Mengagumkan, Seorang Wanita Menjadi Relawan di Rumah Sakit Apung Sipil Terbesar Selama 30 Tahun)
Entah berapa banyak korban yang ditemukan dalam kuburan massal atau ruangan-ruangan di dalam kedua kamp itu.
Maka pemerintah Jerman pada tahun 1999 memutuskan mendirikan sebuah situs/monumen untuk mengenang sekaligus menghormati mereka yang menjadi korban pembantaian yang dilakukan oleh pimpinan Nazi Jerman, Hitler.
Arsitek asal New York bernama Peter Eisenman kemudian mendesain monumen ini.
Bentuk monumen ini berkotak-kotak persegi panjang dengan ketinggian berbeda berjumlah 2711 buah.
Kotak-kotak persegi panjang ini diibaratkan sebagai peti mati, lambang belasungkawa atas pembantaian itu.
(BACA : Mengintip Kisah Gajah Bernama Erin yang Menjadi Potret Kekejaman Para Pemburu Liar)
Proses pembangunan dimulai tahun 1999 dan selesai pada tahun 2005.
Dekat gerbang Brandenburg Jerman, monumen ini kemudian diresmikan dan dinamai Memorial to the Murdered Jews of Europe.
Atau yang lebih dikenal sebagai Berlin Memorial Holocaust, sebuah monumen yang harus dihormati keberadaannya karena menyangkut ribuan nyawa yang melayang akibat pembantaian itu.(*)
Penulis | : | Linda Fitria |
Editor | : | Linda Fitria |