Laporan Wartawan Grid.ID, Seto Aji N
Grid.ID - Di dunia terdapat senjata-senjata tradisional.
Senjata tradisional yang dimaksud macam keris, kerambit, celurit, katana dan lain sebagainya.
Terdapat tradisi dan kepercayaan yang sudah turun temurun dalam proses pembuatan serta pemakaian senjata tradisional itu.
Seperti katana yang digunakan Samurai Jepang.
Pedang katana yang mereka gunakan haruslah ditempa oleh orang yang benar-benar mendapat mandat dari pemimpinnya untuk membuat katana.
Atau keris yang harus dibuat oleh empu yang dipercaya memiliki kekuatan supranatural.
(BACA : Unggahan Pria Ini Buat Pengendara Motor Berpikir Dua Kali Memakai Jaket Terbalik)
Lain negara maka lain pula tradisinya.
Di Nepal, suku Gurkha juga mempunyai senjata tradisional.
Yaitu kukri, pisau panjang dengan lengkungan mata pisau tajamnya mengarah ke depan.
Asal usul kukri sendiri terbilang panjang di Nepal.
Orang asing yang pertama kali merasakan tajamnya kukri adalah tentara Inggris.
Saat tahun 1814 Inggris berniat menguasai wilayah Nepal untuk dijadikan negara koloninya.
Namun pihak Kerajaan Gorkha sebagai penguasa Nepal tidak mau begitu saja wilayahnya dijadikan daerah koloni Inggris.
Maka terjadilah pertempuran antara Inggris dan Kerajaan Gorkha yang dinamai perang Gurkha.
Inggris bahkan sangat kewalahan menghadapi tentara Kerajaan Gorkha yang terdiri dari suku Gurkha.
Mereka mengenali medan dengan baik serta mempunyai fisik di atas rata-rata karena setiap harinya harus naik turun daerah Nepal yang bergunung-gunung.
Pimpinan pasukan Gurkha, Balbhadra Kunwar juga pandai mengorganisir pasukannya secara efektif untuk mengalahkan tentara Inggris.
Tentara Inggris juga sangat was-was dengan senjata prajurit Gurkha, yaitu Kukri.
(BACA : Kisah Menyentuh Felix, Pria Belanda yang Datang ke Bandung untuk Mencari Ibu dan Kakak Tirinya)
Kukri menjadi menakutkan karena menurut filosofinya, sekali kukri dihunus dari sarung/wadah ia harus meminum darah.
Sontak, banyak tentara Inggris ketakutan sebelum maju perang karena takut leher mereka tertebas kukri.
Mau tak mau prajurit Gurkha harus mencari korban dalam peperangan demi 'memberi minum' darah kepada kukri.
Jika kukri disarungkan kembali ke wadah tanpa ada darah tumpah di bilahnya, hal itu akan menjadi aib memalukan untuk si pemiliknya.
Jika terpaksa tidak mendapat darah korban, maka kukri harus meminum darah pemiliknya sendiri.
Cukup setetes darah saja dari pemiliknya baru kukri layak kembali disarungkan.
Perang ini berakhir pada tahun 1816 setelah ditandatanganinya Perjanjian Sugauli.
Kerajaan Gorkha diwakili oleh Raj Guru Gajraj Mishra dan Chandra Sekher Upadhayaya sedangkan Inggris Letnan Kolonel Paris Bradshaw.
Isi perjanjian ini pun menyerahkan sebagian wilayah Nepal kepada Inggris.
Isi perjanjian ini juga mengizinkan bagi Inggris untuk merekrut orang suku Gurkha menjadi tentara Kerajaan Ratu Elizabeth demi kepentingan militer.
Sejak saat itulah suku Gurkha mulai terkenal diberbagai belahan dunia sejak didirikannya resimen Special Air Service (SAS) Gurkha's di bawah kendali pihak kerajaan Inggris yang dikirim dalam berbagai konflik internasional.
Resimen Gurkha inilah yang dikirim Inggris ke Surabaya dan bertempur menghadapi pasukan Republik Indonesia pada 10 November 1945 serta saat Operasi Dwikora di Kalimantan Utara.(*)
Talitha Curtis Bongkar Kelakuan Ibu Angkat, Pernah Sodorin Dirinya ke Om-om di Usia 13 Tahun Demi Hal Ini
Penulis | : | Linda Fitria |
Editor | : | Linda Fitria |