Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Banjir yang melanda wilayah Jabodetabek membuat berbagai aktivitas dan layanan publik tergangu.
Hal ini juga diakui oleh sejumlah driver ojek online yang memilih mematikan aplikasi.
Sebab beberapa jalanan di wilayah Jakarta tak dapat dilalui lantaran meningginya jumlah air.
Terlebih tarif yang didapatkan driver ojol pun diakui menjadi pertimbangan lantaran hasil yang didapat sama dengan kondisi normal.
Iwan Susanto, salah satu driver ojol yang biasa beroperasi di wilayah kemang, Jakarta Selatan ini juga mengaku telah mematikan aplikasi ojek onlinenya.
"Saya gak mau ambil risiko karena banyak jalan banjir, 2 jam saya matiin aplikasi jadi narik gak pake aplikasi kaya opang (ojek pangkalan) aja. Hari ini aja ada 55 orderan masuk saya angkut cuma 8," kata Iwan, kutip Grid.ID dari Grid.Oto Kamis (2/1/2020).
Baca Juga: Andhika Pratama Kedapatan Simpan Benda Ini di Kolong Kasur hingga Buat Sang Mama Murka
Iwan juga mengakui bahwa tarif yang didapatkan tidak memberikan tambahan apapun, sementara kondisi yang dilewati sangat beresiko.
"Kenaikan tarif kalau ada kejadian banjir ini sekitar dua tahun lalu itu dari yang normalnya Rp 5 ribu bisa jadi Rp 12 ribu," tambahnya.
"Kalau sudah begini, orderan saya diemin aja. Teman-teman juga sama narik gak pake aplikasi tapi untuk tarif gak naik kok, beda sama dulu sebelum ada penetapan tarif dari pemerintah sekarang tarifnya flat aja," tambanya.
Source | : | Kompas.com,GridOto.com |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Nurul Nareswari |