Grid.ID - Seorang pria Indonesia bernama Reynhard Sinaga mendadak jadi sorotan publik Inggris, pada Senin (6/1/2020).
Reynhard Sinaga jadi sorotan publik lantaran melakukan tindakan pemerkosaan terhadap ratusan laki-laki di Manchester, Inggris.
Akibatnya, Reynhard Sinaga dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, maksimal 30 tahun usai terbukti bersalah.
Seperti yang dilansir Grid.ID dari laman telegraph.co.uk, pria 36 tahun itu bahkan dijuluki predator seksual lantaran telah melakukan pemerkosaan terhadap 195 orang.
Reynhard diketahui melakukan aksi tersebut selama 2,5 tahun dari 1 Januari 2015 hingga 2 Juni 2017.
Modus yang dilakukan pelaku adalah dengan cara membawa korbannya ke apartemennya dan memberinya minuman yang memabukkan.
Ia bahkan memasukkan obat yang mampu membuat korban tertidur pulas, sehingga Reynhard bisa melakukan aksinya.
Perbuatan bejat itu terungkap setelah seorang remaja 18 tahun tersadar dan melihat Reynhard Sinaga tengah melakukan perbuatan bejatnya itu.
Remaja tersebut lantas berusaha kabur sambil mengambil ponsel Reynhard yang digunakan pelaku untuk merekam aksinya.
Menjalani 4 kali sidang, Reynhard divonis penjara seumur hidup maksimal 30 tahun, pada Senin (6/1/2020).
Keputusan tersebut dilakukan oleh Hakim Suzanne Goddard QC yang menilai tindakan Reynhard telah berdampak besar.
"Anda adalah predator seksual berantai jahat yang memangsa pria-pria muda yang datang ke pusat kota untuk malam terbaik dengan teman-teman mereka."
"Salah satu korbanmu menggambarkanmu sebagai monster. Skala dan dahsyatnya pelanggaranmu menegaskan ini sebagai deskripsi yang akurat." ujar Hakim Suzanne Goddard QC, seperti yang dilansir dari laman Telegraph.co.uk.
Benar saja, para korban pemerkosaan yang dilakukan oleh Reynhard mengaku trauma, depresi, hingga ingin bunuh diri.
Hal ini seperti yang dilansir Grid.ID dari laman manchestereveningnews.co.uk, pada Selasa (7/1/2020).
Semula, para korban merasa tak ada efek fisik melainkan justru mengira telah dibantu Reynhard saat mereka mabuk.
Para korban baru tahu menjadi kejahatan Reynhard setelah diberitahu oleh pihak kepolisian.
Seorang korban bergitu hancur saat mengetahui dia diperkosa hingga mencoba bunuh diri pada saat Hari Natal.
Bahkan, korban lain yang tengah sakit corhn sangat kaget saat diberitahu telah diperkosa tiga kali oleh Reynhard, sehingga ia meminta dokter untuk mengangkat ususnya.
Seperti yang diketahui, corhn merupakan salah satu penyakit radang usus kronis yang menyebabkan peradangan pada lapisan dinding sistem pencernaan mulai dari mulut hingga anus.
Dari 48 korban, hanya ada 1 orang yang tidak mengetahui jika telah diperkosa Reynhard Siregar.
Beberapa korban mengaku depresi berat saat tahu ia menjadi korban pemerkosaan oleh pria 36 tahun tersebut.
"Itu menghancurkan saya. Bagaimana kamu bisa sebodoh itu? Saya meninggalkan klub dan berakhir di apartemen seseorang yang tidak sesuai karakter," kata korban tedampak pemerkosaan Reynhard yang dibacakan di Pengadilan Manchester.
Bahkan, ada yang mengaku paranoid dan nyaris bunuh diri di Hari Natal 2018 karena merasa bersalah.
Namun percobaan bunuh diri yang dilakukan pada malam natal itu gagal dan berakhir di rumah sakit.
"Aku ingat ibuku menangis sepanjang malam. Aku tidak pernah berada di tempat seburuk ini seumur hidupku. Ini adalah dua tahun terburuk dalam hidupku," ujar korban lainnya.
Bahkan, korban yang baru tahu dirinya jadi korban pemerkosaan dari polisi pun mengaku sempat depresi.
"Saya tinggal di sebuah kota kecil di mana orang-orang saling mengenal dan khawatir mereka tahu tentang saya,"
Sejak saat itu, dia berhenti minum dan bersosialisasi, minum obat anti depresi, dan tidak bekerja.
Bahkan, korban yang berulang kali diperkosa lebih dari 15 jam mengaku kejahatan Reynhard menambah kesengsaraannya.
"Aku berada di jalan menuju kehancuran diri sendiri, (Reynhard) telah menghancurkan hidupku, dia benar-benar mengacaukan kepalaku dan terkadang aku membenci diriku sendiri," katanya. (*)
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | telegraph,Manchester Evening News |
Penulis | : | Novita Desy Prasetyowati |
Editor | : | Novita Desy Prasetyowati |