Laporan Wartawan Grid.ID, Septiyanti Dwi Cahyani
Grid.ID - Kata Lokananta mungkin masih terdengar asing bagi sebagian kaum millennials.
Tapi bagi pecinta musik dan sejarah, mungkin sedikit banyak sudah mengetahui tentang cerita klasik di balik Lokananta.
Dilansir dari Wikipedia, Lokananta adalah sebuah perusahaan rekaman musik (label) pertama dan satu-satunya milik negara yang didirikan pada tanggal 29 Oktober 1956.
Perusahaan rekaman musik ini berlokasi di Solo, Jawa Tengah.
( BACA JUGA: Ini Alasan Barli Asmara Pilih Batik Jambi untuk Koleksi Batik Gaya Modern di Plaza Indonesia Fashion Week 2018 )
Seperti yang dikutip Grid.ID dari laman Kompas.com, Lokananta berlokasi di Jalan Ahmad Yani 387, Surakarta.
Sekitar dua kilometer dari Stasiun Purwosari.
Saat ini, Lokananta telah ditetapkan sebagai bangunan yang menjadi situs cagar budaya.
Oetojo Soemowidjojo dan Raden Ngabehi Soegoto Soerjodipoero, yang merupakan pegawai RRI Surakarta telah menjadi pelopor berdirinya Lokananta pada 29 Oktober 1956.
( BACA JUGA: Tepat 1 Tahun Menikah, Haykal Kamil Ungkap Rasa Terima Kasih dan Pamer Foto Lawas Bersama Tantri Namira )
Sejak pertama kali berdiri, Lokananta memiliki dua tugas besar untuk memproduksi dan mempublikasikan piringan hitam kepada masyarakat.
Barulah pada tahun 1958, piringan hitam yang diberi label lokananta itu mulai dipasarkan kepada masyarakat umum melalui RRI.
Nama Lokananta ini digagas oleh Raden Maladi, musisi legendaris yang terkenal dengan lagu ciptaannya "Di Bawah Sinar Bulan Purnama".
Ia merupakan mantan Menteri Penerangan pada era Presiden Soekarno.
( BACA JUGA: Yuk Kepoin Fashion Style Kekinian ala Kirana Larasati, Penampilannya Makin Kece Layaknya ABG! )
Raden Maladi mengambil nama Lokananta dari filosofi dari dunia pewayangan yang kurang lebih berarti Gamelan milik Kahyangan bersuara merdu.
Dikutip Grid.ID dari laman Tribun Jateng, Lokananta memiliki peninggalan alat musik zaman dulu yang masih dapat berfungsi dengan baik.
Kualitasnya juga tidak perlu diragukan lagi jika dibandingkan dengan alat buatan zaman sekarang.
Sampai saat ini, Lokananta masih memiliki koleksi ribuan lagu-lagu daerah dari seluruh Indonesia.
( BACA JUGA: Revan & Reina Movie, Film Romantis Baru yang Bikin Baper Abis )
Selain lagu-lagu daerah, Lokananta juga memiliki koleksi lagu-lagu pop lawas termasuk di antaranya lagu keroncong.
Lokananta memiliki koleksi lebih dari 5.000 lagu daerah dan rekaman pidato-pidato kenegaraan Presiden Soekarno.
Lagu-lagu yang menjadi koleksi Lokananta antara lain musik gamelan Jawa, Bali, Sunda, Batak dan lagu-lagu daerah lain yang tidak diketahui penciptanya.
Rekaman gending karawitan gubahan dalang ternama Ki Narto Sabdo dan Karawitan Jawa Surakarta-Yogya merupakan sebagian dari koleksi yang ada di Lokananta.
( BACA JUGA: Kisah Calon Pengantin Cantik yang Sengaja Pakai Gaun Sang Ibu di Hari Pernikahan, Alasannya Bikin Terharu )
Ada juga lagu-lagu dari penyanyi legendaris seperti Gesang, Waldjinah, Titiek Puspa, Bing Slamet dan Sam Saimun.
Salah satu karya produksi Lokananta adalah lagu Rasa Sayange bersama lagu daerah lainnya yang direkam dalam satu piringan hitam.
Kemudian, piringan hitam ini diberikan kepada kontingen Asian Games pada 15 Agustus 1962.
Jika melihat dari luar, Lokananta akan terlihat seperti bangunan yang tak terurus.
( BACA JUGA: BREAKING: Minwoo 100 Persen Ditemukan Meninggal Dunia di Rumahnya, TOP Media Beri Pernyataan Resmi )
Warna tembok bangunan ini sudah menguning dan terlihat kusam.
Namun, jika masuk ke dalamnya barulah akan dirasakan sensasi sejarah dari bangunan yang terletak di pinggir jalan ini. (*)
Source | : | Berbagai Sumber |
Penulis | : | Nindya Galuh Aprillia |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |