Grid.ID - Sakit kepala merupakan penyakit yang sering dialami setiap orang.
Tak jarang, orang-orang menganggap sakit kepala adalah penyakit yang 'biasa'.
Mereka juga sering mengabaikan penyebab dari rasa sakit kepala.
Padahal, ada banyak tipe sakit kepala dan penyebabnya.
Tipe sakit kepala yang kita alami ternyata bisa memiliki arti yang berbeda bagi kondisi kesehatan.
Dokter Luke Powles, Kepala Dokter di Klinik Kesehatan Bupa, di London Inggris, mencoba menjelaskannya, seperti dikutip dari laman Cosmopolitan.co.uk.
(BACA: Hati-hati! 6 Kebiasaan Ini Ternyata Bisa Merusak Gigimu loh)
1. Sakit kepala tegang (tension headache)
Tension headache adalah tipe sakit kepala yang paling sering dialami.
Mereka yang mengalaminya merasakan sakit kepala konstan di kedua bagian kepala, belakang mata atau terkadang leher.
"Banyak pula yang merasa kepalanya seperti diikat," kata Powles.
Tipe sakit kepala ini bisa terjadi karena beberapa hal, seperti stres, kurang tidur, atau lapar.
Nah, untuk menghilangkannya, banyak orang mengonsumsi obat penghilang rasa sakit (painkiller).
Namun sebenarnya ada hal lainnya yang bisa dilakukan.
Powles menjelaskan, kita bisa berbaring di sebuah tempat yang gelap dan sepi atau meletakkan kain hangat di dahi atau leher.
"Jika masih merasakan gejala sakit yang berkepanjangan, berkonsultasilah pada dokter untuk mencari tahu alasan di balik sakit kepala itu," ujar dia.
2. Sakit kepala di belakang mata
Bergantung dari tingkat sakitnya, sakit kepala di belakang mata juga sangat umun terjadi.
Sakit kepala semacam itu bisa menjadi gejala beberapa tipe sakit kepala lainnya, termasuk sakit kepala tegang, sakit kepala cluster, migrain, atau masalah pada mata.
"Pengobatannya bergantung pada penyebab sakit kepala tersebut."
"Jika tak yakin dengan sakit kepala apa yang dialami tersebut, coba konsultasikan pada dokter," kata dia.
(BACA: Sakit Kepala Jangan Langsung Minum Obat, 4 Latihan Pernapasan Ini Bisa Mengatasinya loh)
3. Sakit kepala belakang leher atau kepala
"Postur tubuh yang salah bisa membuat leher keseleo dan cedera tulang belakang bagian atas.
Ini bisa menyebabkan sakit kepala disertai sakit leher," kata Powles.
Untuk mengobatinya, ia merekomendasikan langkah koreksi postur tubuh, olahraga leher, hingga fisioterapi.
4. Sakit kepala dehidrasi
Dehidrasi atau kurang minum juga bisa menyebabkan sakit kepala.
Dalam kondisi tersebut, otak akan berkontraksi sementara, karena kekurangan cairan dan menyebabkan sakit kepala.
Obat penghilang rasa sakit bisa membantu, namun redehidrasi harus menjadi pilihan pertama.
Tidak perlu minum terlalu banyak dalam sekali teguk.
Mulailah dengan meminum beberapa teguk dan mengonsumsi air dalam jumlah cukup secara rutin.
"Dalam beberapa jam rasa sakit kepalamu akan hilang."
"Tapi jika tidak, mungkin ada penyebab lainnya. Seperti terlalu banyak mengkonsumsi kafein atau stres," kata Powles.
(BACA: Kerap Pusing Saat Bangun Tidur, Bahaya Nggak ya? Simak Penjelasan dari Para Ahli yuk!)
5. Migrain
Menurut The Migraine Trust, hampir sekitar 15 persen populasi global menderita migrain.
Migrain menjadi penyakit terpopuler ketiga di dunia.
Jika kita pernah merasakannya, tentunya bisa memahami rasa sakit yang amat parah yang dialami penderita migrain.
Mereka yang menderita migrain mengalami sakit kepala sebelah yang bisa semakin parah karena gerakan.
Di samping sakit kepala, penderitanya juga mengalami mual dan sensitif terhadap cahaya dan suara.
"Beberapa orang mengalami sensasi seperti pengelihatan yang memburam atau sakit kepala seperti ditusuk-tusuk."
"Namun, intensitas migrain bisa berkurang seiring bertambahnya umur," ujar Powles.
Sayangnya, tidak ada obat untuk mengatasi migrain, namun ada hal yang bisa dilakukan untuk menghindarinya.
Powles menjelaskan, hal yang bisa dilakukan adalah istirahat di tempat yang gelap dan sepi, mengkompres bagian yang sakit dengan es atau air hangat.
Beberapa pengobatan medis juga bisa diberikan dengan bantuan tenaga medis di sekitarmu.
"Migrain bisa dipicu banyak hal seperti alkohol, stres, kelelahan dan makanan tertentu.
Jadi coba identifikasi penyebab migrainmu jika bisa," kata Powles.
Untuk mengurangi risiko migrain, minumlah banyak air, tidur cukup, terapkan diet sehat, dan hindari melewatkan makan.
Jika masih belum berhasil mengobati migrain, cobalah bicara dengan dokter.
(BACA: Kerap Pusing Saat Bangun Tidur, Wajar sih Tapi Bahaya Nggak ya? Simak yuk Penjelasan dari Ahlinya)
6. Sakit kepala cluster
Sakit kepala cluster terasa sangat menyakitkan, intens, dan biasa terjadi selama enam hingga 12 minggu.
Mereka yang mengalaminya biasa merasakan sakit kepala di salah satu bagian kepala.
Biasanya di sekeliling mata atau pinggir dahi.
Mengalami mata berair bahkan terkadang memerah, hingga kelopak mata membengkak dan hidung berair bersamaan.
Rasa sakit tersebut dirasakan di sisi yang sama dengan sakit kepala yang dirasakan.
Meskipun banyak dokter yang belun memahami alasan timbulnya sakit kepala ini, sakit kepala cluster dipercaya terkait dengan cidera kepala yang pernah terjadi.
Sama seperti perokok berat atau peminum berat.
Powles menyarankan bagi mereka yang mengalami sakit kepala cluster untuk berkonsultasi dengan dokter.
Informasikan, mulai dari kapan mengalaminya, berapa lama dan rasa sakit yang dialami.
"Sayangnya, obat penghilang rasa sakit kadang tidak membantu mengatasi sakit kepala ini."
"Namun, para dokter biasanya mengusulkan perawatan spesifik. Mulai dari terapi oksigen dan tindakan medis lainnya," ujar Powles. (Kompas.com/Nabilla Tashandra)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mari Kenali 6 Tipe Sakit Kepala dan Penyebabnya"
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Penulis | : | Fahrisa Surya |
Editor | : | Fahrisa Surya |