"Jadi hampir setiap saja jalan kemana pasti Record Shop untuk vinyl itu jadi salah satu icon yg jadi tujuan," tuturnya.
Pria berusia 30 tahun ini juga mengungkapkan gara-gara hobinya memburu piringan hitam itu hingga ke luar negeri, terkadang saat akan pulang ke Tanah Air ruang penyimpan bagasi di kabinnya mengalami over weight.
"Di luar negeri rata-rata tidak terlalu mahal, Kalau di Indonesia paling sebulan saya maksimalin 2 ampe 3 jutalah (untuk membeli vinyl). Cuman problemnya kalau di luar negeri vinyl kan enggak enteng, jadi kadang-kadang bagasi kita jadi over weight gara-gara bawa vinyl banyak," pungkas Rio.
Sebelumnya diketahui Rio Dewanto diam-diam memiliki ketertarikan pada dunia musik.
Kecintaannya terhadap musik, bahkan membuat Rio Dewanto sampai mengoleksi berbagai genre musik dari piringan hitam atau vinyl.
Hal tersebut diungkapkannya saat ditemui Grid.ID usai melakukan konferensi pers untuk acara Stellar Fest di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat, Rabu (28/3/2018).
"Dari kecil saya sudah terdidik dari orangtua dalam hal musik. Even saya saja koleksi vinyl, piringan hitam, sampai sekarang saya memang keseringan dengerinnya itu. Jadi memang musik sudah menjadi bagian saya," ungkap Rio.
(Baru Pulang ke Rumah, Rio Dewanto Ungkap Sosok yang Mampu Obati Rasa Lelahnya)
Tak banyak yang tahu, pemain 'Filosofi Kopi' ini ternyata sudah sejak lama mengoleksi piringan hitam.
Ditambah lagi kebetulan dulu, almarhum Achmad Fahmy Alhady, ayah sang istri Atiqah Hasiholan, memang seorang kolektor dari barang penyimpanan suara analog tersebut.
"Sudah lama sih, kebetulan almarhum mertua saya, ayahnya Atiqah, dia memang kolektor vinyl jadi banyak dari gudang-gudangnya dia yang sudah enggak kepakai saya pilah-pilah, saya jaga kembali," katanya.
Meski koleksi piringan hitamnya kini sudah mencapai lebih dari 500 buah, Rio enggan disebut sebagai kolektor.
"Mungkin kolektor sih enggak, karena kalau kolektor biasanya ribuan kalau saya lebih kepenikmat," jelasnya. (*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri