Sementara orang tua RH juga jarang pulang ke rumah karena memiliki rumah di Demak.
"Disini sering sendirian," kata salah seorang warga.
DRH yang dikenal pendiam dan suka bergaul itu juga belum lama ikut outbound di Malang.
"Sempat ikut outbond sekolah di Malang, hari Selasa-Rabu. Terus pas pulang itu katanya anak-anak sempat tidak masuk sekolah dan kabur dari rumah. Kalau sehari-hari ya pendiam anaknya. Gak aneh-aneh," kata SV, salah satu teman sekolah korban.
SV juga mengatakan korban sedang berurusan dengan polisi lantaran motornya disita.
"Kan motornya itu disita polisi karena knalpotnya brong dan motornya modifikasi. Nah itu denger-denger korban takut dan dimarahi orang tuanya. Itu sempat ditebus 600 ribu," kata SV.
Sementara itu, menurut saudara RH yang tak mau menyebut identitasnya, ABG 17 tahun itu diduga tertekan dimarahi orang tuanya.
"Mungkin karena motor itu. Karena sempat disita lama. Itu diurus habis 600 ribu. Disuruh kembalikan ke standarnya sama polisi. Disita pas malam tahun baru," ujar saudara RH yang tak mau namanya disebut.
Sementara dilansir Grid.ID dari laman Surya.co.id, korban sempat menuliskan surat wasiat di dalam bungkus makanan cokelat.
Isi dari surat wasiat tulisan tangan itu diungkap oleh saksi mata berinisial CM.
Menurut CM, bunyi surat terakhir yang ditulis RH adalah sebagai berikut.
"aku wes gak duwe cita-cita maneh. Wes gak usah ngragati aku. Duek e gawe bangun omah ae. Sesuk ketemu aku saben malam jumat (aku sudah tidak punya cita-cita lagi. Sudah tidak perlu merawat aku lagi. Uangnya buat renovasi rumah saja. Esok ketemu aku tiap malam jumat)," ujar CM menirukan isi surat tersebut meskipun seingatnya. (*)
Source | : | Surya.co.id,Tribun Timur |
Penulis | : | Novita |
Editor | : | Novita |