Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Kemunculan sekelompok orang yang mengatasnamakan diri sebagai Keraton Agung Sejagat menghebohkan warga.
Warga di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Purworejo, Jawa Tengah ini, merasa resah dengan adanya kelompok orang yang mengaku sebagai Keraton Agung Sejagat tersebut.
Mengutip dari Kompas.com pada Selasa (14/1/2020), keresahan warga ini dimulai saat sekelompok orang tersebut mengelar acara Wilujegan dan Kirab Budaya pada Jumat (10/1/2020) hingga Minggu (12/1/2020).
Selain itu, kelompok tersebut juga mengklaim dirinya sebagai kerajaan baru setelah 500 tahun berakhirnya imperium Majapahit.
Berdasarkan informasi yang didapat, anggota Keraton Agung Sejagat ini diklaim mencapi seitar 450 orang.
Salah satu nama yang tak bisa lepas dari kelompok tersebut adalah Totok.
Totok diklaim sebagai pemimpin kelompok tersebut dan memiliki istri yang bernama Dyah Gitarja yang sering dipanggil Kanjeng Ratu.
Sementara itu seseorang bernama Resi Joyodiningrat menegaskan bahwa kelompok Keraton Agung Sejagat bukanlah aliran sesat.
Pria yang dianggap sebagai penasihat kerajaan ini menjelaskan bahwa kelompok tersebut merupakan kekaisaran dunia yang muncul setelah berakhirnya perjanjian 500 tahun lalu.
Menurut Joyodiningrat, perjanjian tersebut dilakukan oleh Dyah Ranawijaya sebagai penguasa imperium Majapahit dengan bangsa Portugis sebagai wakil orang Barat atau bekas koloni Kekaisaran Romawi di Malaka pada 1518.
Sementara itu melasir dari Tribun Jakarta, rasa penasaran dan keanehan yang dirasakan warga kian bertmbah.
Warga menyebutkan adanya kemunculan batu prasasti raksasa di malam hari di minggu kedua bulan Oktober.
Baca Juga: Ingin Rilis Lagu Berjudul Sama dengan Milik Justin Bieber, Selena Gomez: Itu Salah Satu Favoritku!
"Itu batunya datang jam setengah tiga malam, otomatis kita sebagai tetangga dekat jelas dengar suaranya," tegas Sumarni
Setalah datang batu besar tersebut Sumarni juga melihat ada kursi yang sudah tertata Rapi.
Konon batu besar itu dianggap sebagai bentuk bangunan Prasasti tanda telah sah menjadi kerajaan berdiri.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jakarta |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Deshinta Nindya A |