Grid.ID - Akhir-akhir ini ramai dengan kasus ditemukannya cacing pita di ikan makarel kalengan.
Tapi, bagaimana jika ditemukan banyak cacing pita hampir di seluruh tubuh manusia? hal ini sungguh menerikan.
Pasalnya, cacing pita bisa berbahaya bagi manusia.
Nah, seorang pria yang berasal dari Tiongkok mengalami insiden ini.
(BACA : Deretan 7 Sniper Terbaik Dunia, Ada Nama Tentara Indonesia di Dalamnya )
Awalnya dia merasakan sakit perut dan gatal di sekujur tubuh.
Kemudian, pria yang tak disebutkan identitasnya itu pergi ke dokter.
Setelah dilakukan pemeriksaan dan scan hasilnya sangat mengerikan.
Terdapat cacaing pita hampir di seluruh tubuh pria ini.
(BACA : Tengok Megahnya Rumah Andre Taulany, Ada Kolam Renang Besar Bak Hotel Bintang 5 )
Nah, akibat terinfeksi cacing pita, pria ini dirawat di rsebuah rumah sakit di bagian Timur Tiongkok.
Dikutip Grid.ID dari Dailymail, menurut penelitian menunjukkan infeksi ini karena pria telah mengonsumsi terlalu banyak sashimi.
Sashimi yaitu irisan ikan mentah yang berasal dari Jepang.
Dokter yang menanganinya percaya jika ikan yang dikonsumsi itu telah terkontaminasi.
(BACA : Terungkap, Ternyata Ini Perginya Kotoran yang Kita Buang di Dalam Toilet Pesawat )
Sementara kasus seperti ini juga meningkat akibat sanitasi di suatu daerah kurang baik.
Seorang peneliti juga mengungkapkan popularitas sushi dan sahimi meningkatkan risiko infeksi cacing pita di tubuh manusia.
Tak hanya itu saja makanan eropa seperti fillet ikan mentah yang diasinkan juga menyumbang infeksi cacing pita.
Melansir dari alodokter.com, untuk mengurangi infeksi cacing pita dapat dilakukan dalam berbagai cara.
(BACA : Nggak Pakai Ribet, yuk Intip Cara Membuat Ramuan Pemanjang dan Penguat Rambut )
Pertama yaitu, membiasakan cuci tangan dengan air dan sabun sebelum memasak dan makan.
Selanjutnya memiliih daging atau ikan segar dan kemudian dimasak hingga matang.
Mencuci buah dan sayur, jika perlu rebuslah agar semakin bersih.
Yang terkahir jika binatang peliharaan menderita infeksi cacing pita, maka harus segera diobati. (*)
Penulis | : | Arif B Setyanto |
Editor | : | Arif B Setyanto |