Laporan Wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID – Rumah sakit merupakan sarana kesehatan.
Fungsi utama rumah sakit adalah menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien.
Namun alih-alih memberikan upaya penyembuhan bagi pasien, sebuah rumah sakit justru membuat pasiennya semakit menderita.
Pasalnya, sejumlah pasien terjangkit penyakit menular akibat peralatan yang digunakan staf medis.
( BACA JUGA: Promosikan Filmnya, Prilly Latuconsina Unggah Foto Cara Baru Nonton Film Horornya! )
Dilansir Grid.ID dari artikel terbitan South China Morning Post tanggal 1 April 2018, Rumah Sakit Queen Mary, Hongkong akan memeriksa 58 pasiennya.
Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah mereka mengidap penyakit hepatitis C.
Pemeriksaan tersebut guna mengehentikan wabah penyakit menular yang terjadi di rumah sakit itu.
Setelah dilakukan penyelidikan, ditemukan kasus aneh yang baru pertama kali terjadi di dunia.
( BACA JUGA: Tessa Kaunang Mengerti Apa yang Menjadi Persoalan Sandy Tumiwa Mengganggu kehidupannya... )
Yakni alat pengumpul darah yang biasa digunakan berulang kali ternyata dapat menyebabkan virus.
Rumah sakit curiga kasus ini berawal dari kematian seorang pecandu narkoba yang mengidap hepatitis C.
Rumah sakit makin curiga ketika menemukan virus hepatitis C tingkat tinggi pada seorang pasien transplantasi hati, berjenis kelamin wanita usia 53 tahun.
Pasien tersebut meninggal karena kegagalan multi-organ pada Desember 2017 lalu.
( BACA JUGA: Latihan Nyanyi Bareng, Nagita Slavina Bakal Duet Nih Sama Bianca Jodie? )
Pada hari Sabtu (31/3/2018) seorang ahli mikrobiologi Hongkong mengumumkan hasil investigasinya.
Ahli mikrobiologi bernama Profesor Yuen Kwok-yung mengatakan ia ditugasi untuk memimpin investigasi atas infeksi yang diderita pasien itu.
Yuen mengatakan timnya menyelesaikan penelitian pada hari Kamis (29/3/2018).
Mereka mengidentifikasi sumber dari virus hepatitis adalah pria pecandu narkoba yang meninggal di rumah sakit.
( BACA JUGA: 5 Inspirasi Mix and Match Overall Skirt yang Bisa Bikin Kamu Tampil Imut, Contek yuk! )
"Meskipun kedua pasien pria dan wanita itu berada di Rumah Sakit Queen Mary pada saat yang sama, mereka tinggal di dua bangsal yang berbeda karena perbedaan gender," kata Yuen.
“Kami percaya tidak mungkin salah satu dari mereka berlari ke kamar yang lain dan menularkan virus."
"Jadi bagaimana infeksi itu terjadi? Kami pikir satu-satunya hubungan antara kedua pasien adalah troli pengumpul darah."
"Troli itu berjalan dari bangsal satu ke bangsal lainnya,” katanya.
( BACA JUGA: Mukanya Penuh Coretan Karena Diisengi Sang Anak, Vino G. Bastian Tetep Terlihat Ganteng! )
Ini adalah insiden yang sangat langka dan belum pernah dilaporkan di dunia.
Padahal banyak rumah sakit di seluruh dunia menggunakan alat pengumpul darah reusable yang sama.
Yuen mengatakan timnya kini menemukan tetesan darah yang sangat kecil di atas dudukan tabung darah.
Dudukan tabung darah itu dapat digunakan berulang kali.
( BACA JUGA: Nonton Konser The Chainsmokers, Intip Gaya Chic Seru Jessica Iskandar, Nia Ramadhani dan Dokter Irene yuk! )
Dudukan tabung tersebut digunakan untuk memudahkan pengambilan darah.
Yuen menegaskan bahwa tetesan darah di alat itu berisi virus.
Virus tersebut dapat hidup selama sebulan.
“Ini adalah insiden yang sangat langka dan belum pernah dilaporkan di dunia."
( BACA JUGA: Dirumorkan Pacaran Dengan Suga BTS, Suran Sampaikan Perminaan Maaf )
"Banyak rumah sakit di seluruh dunia menggunakan dudukan reusable yang sama,” katanya.
"Dudukan tabung darah sekali pakai hanya digunakan di rumah sakit di negara maju," lanjutnya.
Yuen mengatakan kasus ini bukan merupakan kesalahan medis.
Pasalnya, Organisasi Kesehatan Dunia sepakat bahwa alat itu dapat digunakan kembali.
( BACA JUGA: Pilih Jadi Supir Taksi Online, Ayah Tarra Budiman Ternyata Punya Alasan Tersendiri! Bikin Salut )
"Saya tidak bisa melihat ada saran kesalahan manusia," tambah Yuen.
Chief Executive Queen Mary Hospital, Dr Luk Che-chung, mengatakan bahwa bangsal transplantasi segera mengganti alat yang dapat digunakan berulang kali alat sekali pakai.
Bangsal lain akan melakukan hal yang sama secara bertahap.
Luk menduga 100 pasien mungkin telah terpapar karena mereka berada di bangsal di sekitar periode yang sama.
( BACA JUGA: Beradu Akting dalam Film Remake Arini, Ada Hal yang Tak Boleh Dilakukan Aura Kasih dan Morgan Oey )
Namun, beberapa orang telah meninggal karena alasan yang berbeda.
Rumah sakit akan memeriksa 58 pasien.
Mereka telah berhasil menghubungi 43 pasien, sedangkan 15 lainnya masih dicari. (*)
Source | : | south china morning post |
Penulis | : | Nindya Galuh Aprillia |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |