Grid.ID- Sniper atau bisa dikatakan penembak jitu ialah orang yang mempunyai teknik akurasi menembak tepat sasaran.
Namun apakah hanya bermodalkan bakat menembak jitu saja sudah cukup untuk menjadi seorang sniper?
Tentunya tidak, diperlukan pelatihan khusus secara konsisten dan bertahap untuk mendapatkan pengakuan sebagai seorang sniper.
Setelah dilatih sedemikian rupa maka tibalah saat seorang sniper diterjunkan ke medan pertempuran.
Jika kalian pernah melihat film bertemakan sniper maka keadaan di dunia nyata sangatlah bertolak belakang, tak seindah di film.
Deretan 7 Sniper Terbaik Dunia, Ada Nama Tentara Indonesia di Dalamnya
Lantas bagaimana cara beroperasi sniper jika sedang melaksanakan misinya di lapangan?
Berikut ulasannya.
6. Harus Berjalan Jauh Sebelum Mencapai Sasarannya
Jika di film kita disuguhi pemandangan tiba-tiba seorang sniper sudah ditempat persembunyiannya dan membidik sasarannya maka berbeda dengan di dunia nyata.
Seorang sniper pada palagan pertempuran sesungguhnya harus mencapai tempat persemunyiannya tanpa diketahui oleh pihak musuh.
Maka ia akan di drop di suatu titik dan berjalan jauh mengendap-endap menuju tempat yang akan digunakannya bersembunyi.
Sekedar catatan bahwa tempat dirinya akan bersembunyi untuk menembak target haruslah 'tersamar' menjadi satu dengan vegetasi/keadaan alam sekitar.
5. Harus Ekstra Sabar
Ketika sudah sampai ditempat persembunyiannya untuk menembak target bernilai tinggi maka kesabaran dibutuhkan dalam hal ini.
Bayangkan, seorang sniper harus berdiam diri menunggu sembari mengamati dengan teleskopnya sasaran yang akan ia tembak dalam keadaan panas maupun hujan.
Tak jarang sasaran yang ia cari-cari baru akan datang di tempat 'eksekusinya' beberapa hari kemudian atau lebih lama karena situasi peperangan yang tidak menentu.
Maka kejenuhan pasti melanda dirinya, padahal ia juga tak boleh sembarangan pergi begitu saja karena resiko ketahuan musuh.
4. Makan Ala Kadarnya
Jika pasukan infanteri biasa bisa makan ransum dengan cara memasak dibelakang garis pertempuran, maka berbeda dengan sniper yang harus makan ala kadarnya ketika sedang melaksanakan misi.
Dirinya sudah disediakan makanan khusus berupa kepingan biskuit yang makan sekali saja langsung mengenyangkan perut.
Minum pun juga dibatasi. Ia juga dilarang beranjak dari tempatnya bersembunyi karena bisa saja sewaktu-waktu sasarannya 'nongol' di bidikan teleskopnya.
3.Untuk Buang Air Saja Ribetnya Minta Ampun
Manusiawi bukan jika seseorang tiba-tiba kebelet kencing maupun buang air besar?
Jika panggilan alam ini menimpa seorang sniper saat melaksanakan misinya maka bisa menjadi 'masalah besar.'
Sniper akan membawa botol untuk wadah kencingnya.
Itu jika hanya kencing, lha kalau kebelet buang hajat besar? sederhana saja jika memungkinkan ia juga akan buang hajat di tempat persembunyiannya atau mencari tempat yang sekiranya aman dari pantauan musuh.
Bahkan 'hasil' buang hajatnya bisa ia wadahi dan dibawa karena bisa saja hal itu menarik kecurigaan musuh, membuatnya ketahuan.
2. Diburu Oleh Pihak Musuh
Katakanlah seorang sniper sudah selesai menembak targetnya tepat sasaran.
Maka langkah selanjutnya ialah meloloskan diri dari tempatnya tadi bersembunyi.
Ramai Isu Lucinta Luna, Robby Purba Unggah Foto Transformasinya Dulu Hingga Kini
Musuh pasti langsung memburunya dengan mengerahkan semua tentara yang ada disitu.
Bayangkan seorang diri sniper harus kabur menghindari buruan puluhan atau ratusan orang tentara musuh ke titik penjemputan yang terletak jauh dari persembunyiannya tadi.
Syukur-syukur kalau bisa lolos, kalau tertangkap? alamat nyawa melayang.
1. Berhasil Tak Diakui, Gagal Dicaci Maki
Sniper selalu berhubungan erat dengan misi intelijen.
Misinya akan selalu berbau darah dan operasi klandestein.
Jika misinya berhasil maka dianggap seperti angin lalu oleh atasannya.
Jika gagal? aib baginya dan caci maki akan ia dapat, apalagi jika sampai tertangkap musuh maka merupakan sebuah aib besar bagi angkatan bersenjata negaranya.
Tak jarang seorang sniper akan menutup rapat-rapat semua misi yang pernah ia jalankan tak menceritakannya kepada siapapun, kecuali kalau dirinya sudah pensiun dan mendapat izin mendokumentasikannya oleh pihak yang berwenang.
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |