Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Predator seks bernama M Hasan alias Mami Hasan hanya bisa tertunduk saat Ditreskrimum Polda Jatim mengungkap kasusnya ke publik pada Senin (20/01/2020) kemarin.
Ia didakwa atas kasus kekerasan seksual pedofil terhadap sedikitnya 11 anak di bawah umur yang masih berstatus pelajar.
Berdasarkan catatan penyidik, sebanyak 11 korbannya itu berjenis kelamin laki-laki dengan rentang usia antara 17 hingga 18 tahun yang berasal dari daerah tempat tinggal Hasan di Tulungagung, Jawa Timur.
Dikatakan Direktur Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol R Pitra Andrias ratulangie, pelaku Hasan memiliki modus yang cukup sederhana.
Pengelola kedai kopi di Pasar Burung, Desa Beji Kecamatan Boyolangu, tersebut cukup memberi iming-iming uang sekitar Rp 150-250 ribu untuk sekali kencan.
"Pelaku ini adalah dia membujuk anak-anak ini. Kebetulan dia ini yang mengelola kedai kopi," kata Andrias seperti yang dikutip Grid.ID dari Suryamalang.com.
Namun tak jarang, para korban yang terlebih dahulu mendatangi Hasan dengan alasan membutuhkan uang.
Hasan yang melihat adanya peluang langsung meminta korban untuk melayani nafsunya sebagai imbalan.
Mereka datang ke saya butuh uang, terus main mau, kemudian masuk kamar terus dia telanjang," ungkap Hasan.
Dikatakan salah satu temannya, Hasan bahkan tidak ragu untuk meminjam uang ke tukang kredit demi bisa memberi uang kepada para korbannya.
"Dia itu sebenarnya tidak kaya, ke mana-mana naik sepeda. Tapi dia nekat utang hanya untuk wik-wik (re: hubungan badan),” ujar salah satu temannya itu.
Penangkapan Hasan sendiri terbilang tidak mudah.
Hasan baru dapat diringkus setalah buron selama dua pekan lamanya.
Dikatakan Kanit III Asusila Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim, AKP Jenny Jauza, personelnya sampai berkali-kali harus kembali dengan tangan hampa saat melakukan penyergapan di rumah Hasan.
Polisi kerap mendapati rumah Hasan yang beralamat di Kelurahan Sembung RT02/04, Kecamatan/Kabupaten Tulungagung, itu kosong.
Bahkan ponsel milik sang predator seks pun turut disenyapkan alias tidak aktif.
"Kami setiap kesana kerap kecium terus, dua minggu udah pengejaran, ilang-ilangan terus, ponsel dimatikan," kata Jenny, seperti yang dikutip Grid.ID dari Suryamalang.com.
Kendala dalam proses penangkapan pelaku sendiri, dikatakan Jenny, ada pada jaringan Hasan yang luas sehingga dapat mendeteksi kedatangan polisi.
Pasalnya seperti yang diketahui, Hasan sendiri merupakan Ketua Ikatan Gay Tulungagung (IGA@TA) yang jumlah anggotanya disebut-sebut mencapai 500 orang.
"Tapi ya mungkin dia ini bosnya (ketua ikatan gay tulungagung) jadi kayak ditutupi sama (teman) komunitas," terang Jenny.
Namun kondisi itu tak membuat personelnya hilangan akal.
Pengintaian justru semakin gencar dilakukan.
Anggota telik sandi pun disebar hingga keberadaan Hasan akhirnya terlacak.
Laki-laki gemulai yang dalam kesehariannya dipanggil Siti oleh pedagang sekitar itu ternyata bersembunyi di warung kedai kopi tempatnya bekerja.
"Ternyata sembunyi di rumah Mami Ida, pemilik warkop, ini perempuan," jelas Jenny lebih lanjut.
Penangkapan Hasan oleh personel Polda Jatim ini membuat para pedagang di sekitar tempat pelaku bekerja di Pasar Burung Beji pun terkejut.
Mereka tidak menyangka sosok Hasan yang dikenal tidak neko-neko justru menjadi predator seks anak.
Walau sebenarnya, dikatakan salah satu pedagang di sana, Hasan pernah direkrut untuk menjadi pekerja seks waria namun menolak.
"Dia itu pernah diajak jadi pekerja seks waria, tapi dia menola," kata salah satu pedangang, seperti yang dikutip dari Surya.co.id.
"Tapi ternyata malah jadi predator anak," lanjutnya.
(*)
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Source | : | Surya.co.id,Suryamalang.com |
Penulis | : | Arif Budhi Suryanto |
Editor | : | Deshinta Nindya A |