Laporan Wartawan Grid.ID, Rangga Gani Satrio
Grid.ID - Adipati Dolken dipercaya perankan karakter jurnalis bernama Hanif yang meliput klub Liga Inggris Manchester City.
Dalam film Pemburu di Manchester Biru ini, Adipati Dolken dituntut untuk banyak berdialog bahasa Inggris.
Tantangan lain yang dihadapi Adipati Dolken ialah harus menjalani syuting di tengah ibadah puasa.
"Memerankan sosok Hanif merupakan tantangan tersendiri karena mayoritas dialog dalam bahasa Inggris, serta syuting juga dilakukan di London saat sedang menjalankan ibadah puasa," kata Adipati Dolken saat ditemui di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Melalui tangan dingin sutradara Rako Prijanto, akhirnya pria yang akrab disapa Dodot ini mampu jalani perannya sebagai jurnalis.
"Karena sosok Hanif merupakan seorang jurnalis, Rako menganalogikan jika selama ini kamera menyorot lapangan dimana tackel beterbangan dan gol tercipta, kini kamera diputarbalik ke pinggir lapangan untuk menangkap semua aksi dibalik layar sebuah klub Premier League bekerja,” ucapnya lagi.
Demi menggambarkan tokoh Hanif yang diangkat dari novel non fiksi karya Hanif Thamrin ini, Rako Prijanto sempatkan sambangi Etihad Stadium.
Dengan harapan bisa mengarahkan Adipati Dolken untuk berperan layaknya tokoh Hanif yang habiskan waktu untuk bekerja di sana.
"Pep (Pelatih Manchester City) adalah seorang maestro. Jelang syuting film Pemburu di Manchester Biru dimulai, kami menyaksikan langsung laga City vs Liverpool. Di situ saya dapat menangkap atmosfer di Etihad Stadium, serta komplek City Football Academy, tempat di mana karakter Hanif bekerja setiap harinya," kata Rako
"Ada nilai keluarga juga yang bisa diambil dari cerita ini terkait hubungan ayah dan anak, serta budaya merantau urang Minang,” sambungnya.
Selain Adipati Dolken, adapula Ganindra Bimo memerankan tokoh Pringga sahabat Hanif dalam film tersebut.
Bagi penggemar olahraga sepak bola liga Inggris, jangan sampai ketinggalan, saksikan film Pemburu di Manchester Biru diseluruh bioskop di Indonesia tanggal 6 Februari 2020. (*)
Penulis | : | Rangga Gani Satrio |
Editor | : | Nurul Nareswari |