Grid.ID - Kasus pembunuhan terlebih lagi yang berujung pada mutilasi tentu membuat kita bergidik ngeri setiap kali mendengar kisah di baliknya.
Bagaimana tidak, pembunuhan dan mutilasi adalah kejahatan keji yang sungguh tak manusiawi.
Namun, apa jadinya jika ada kasus pembunuhan dan mutilasi yang justru tak mendapat dari polisi?
Seperti yang dilakukan seorang nenek asal Rusia manakala ia tega membunuh dan lantas memutilasi putranya menjadi 70 bagian.
Alih-alih dihukum berat, ia justru dibebaskan polisi setelah diketahui motif di balik perbuatan kejinya itu.
Ada apa gerangan?
Melansir dari Mirror.co.uk pada 28 Desember 2018, nenek bernama Lyudmila R tersebut dinyatakan bersalah atas tindakan pembunuhan.
Kasus ini terungkap setelah polisi menerima telepon dari tetangganya yang mencium bau mayat dari apartemennya.
Lyudmila mengatakan pada petugas bahwa ia membawa plastik berisi daging busuk, yang dibawa putranya dari perjalanan berburu.
Tetapi, polisi memeriksa dan tak disangka ia menemukan potongan tangan manusia, dan kaki manusia di dalam tas plastik tersebut.
Akhirnya ia ditahan, dan plastik-plastik lain yang dibuang telah diperiksa oleh polisi, di mana semuanya berisi sisa-sisa manusia yang terpotong dan dibuang di tempat sampah.
Selama 3 jam wanita ini terus menceritakan kisah mengenai daging beruang, tetapi polisi menyadari bahwa itu adalah omong kosong.
Hingga akhirnya setelah dipaksa untuk mengatakan yang sebenarnya, kebenaran mulai terungkap.
Awalnya, korban yang tak lain adalah putranya diusir oleh istrinya dan datang untuk tinggal bersama dengan nenek ini.
Setelah setahun tinggal bersama, pria ini berubah menjadi liar, dan melakukan banyak kekerasan pada nenek ini dengan menyerang dan melecehkannya.
Bahkan membuatnya pingsan di kamar mandi. Karena tak tahan dengan tindakan kasarnya, nenek ini mengambil wajan dapur dan memukul kepalanya.
Hingga kemudian, putranya ini pingsan dan tidak bergerak selama beberapa hari di lantai.
Sadar putranya meninggal, nenek ini berusaha menyingkirkan mayatnya dengan cara memotongnya menjadi lebih dari 70 bagian.
"Seolah-olah pikiranku dimatikan.
Aku melakukan semuanya seperti robot. Saya pergi membeli gergaji listrik, karena tangan saya sakit dan saya tidak bisa menggunakan pisau.
Lalu aku memasukkan masing-masing ke dalam kantong plastik dan mengikatnya," jelasnya.
"Saya tidak meneteskan air mata saat melakukan semua ini.
Aku berada dalam kondisi pikiran yang aneh, seolah bergerak dalam kabut," katanya.
Sang nenek melukai tangannya sambil menggiling anaknya dengan alat listrik dan pergi ke rumah sakit, kemudian dirawat di rumah sakit hingga mayat ini busuk.
Karena hal itu, wanita itu ditahan di kepolisian Khabarovsk, Rusia minggu lalu, dan dihukum karena membunuh putranya ketika dalam kondisi gangguan emosi yang ekstrem.
Dia dibebaskan dari hukuman penjara, tetapi selama 23 bulan telah dilarang meninggalkan kotanya.
Dia tunduk pada jam malam dan tidak dapat mengubah alamatnya tanpa izin.
Pejabat jaksa penuntut negara mengatakan, "Sejujurnya, kami belum memiliki kasus seperti itu dalam 15 tahun terakhir." (Intisari Online/Afif Khoirul M)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul, Bunuh Putranya dan Mutilasi Jadi 70 Bagian, Nenek Ini Justru Dibebaskan oleh Polisi Setelah Mendengar Motifnya
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |